Sungai Penuh – Sejarah baru tercatat di Kota Sungai Penuh, setelah sekian lama dipimpin oleh kepala daerah berlatar belakang Pegawai Negeri Sipil (PNS), kini seorang wali kota berlatar belakang swasta, Alfin, dipastikan akan memimpin Kota Sungai Penuh untuk periode 2025–2030. Hal ini meskipun masih ada lima TPS yang harus melakukan pemilihan ulang, karena hasil suara pemilihan ulang diperkirakan tidak akan menggeser keunggulan Alfin dan pasangannya Azhar Hamzah dalam Pilkada serentak 27 November 2024 lalu.
Kemenangan Alfin-Azhar Hamzah menjadi momen penting dalam perjalanan demokrasi Kota Sungai Penuh. Pemimpin dari kalangan swasta ini dinilai mampu membawa warna baru dalam pemerintahan kota yang selama ini didominasi oleh tokoh berlatar belakang PNS.
Sejak berdiri pada tahun 2008, Kota Sungai Penuh telah dipimpin oleh lima wali kota, yang semuanya berasal dari latar belakang PNS. Berikut daftar pemimpin sebelumnya:
- Masril (2008–2009)
Menjabat sebagai Penjabat (Pj) Wali Kota pertama, berlatar belakang PNS. - Hasvia (2009–2010)
Pj Wali Kota kedua, juga berlatar belakang PNS. - Akmal Thayib (2010–2011)
Melanjutkan kepemimpinan sebagai Pj Wali Kota ketiga, berlatar belakang PNS. - Asyafri Jaya Bakri (2011–2016, 2016–2021)
Wali Kota definitif pertama Kota Sungai Penuh, berlatar belakang PNS dan dosen. Menjabat selama dua periode. - Ahmadi Zubir (2021–2025)
Wali Kota definitif kedua, berlatar belakang PNS.
Alfin, yang berasal dari kalangan swasta, menjadi pemimpin pertama Kota Sungai Penuh dengan latar belakang non-PNS. Hal ini mencerminkan perubahan dalam pola pemilih Kota Sungai Penuh yang mulai membuka ruang bagi kandidat dari luar birokrasi. Kemenangan Alfin dianggap sebagai simbol dari keinginan masyarakat untuk melihat inovasi dan pendekatan baru dalam pemerintahan kota.
Dengan pengalaman di sektor swasta, Alfin dan Azhar Hamzah diharapkan membawa perspektif baru dalam memimpin Kota Sungai Penuh. Pasangan ini diharapkan mampu menghadirkan kebijakan yang lebih kreatif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Selain itu, kemenangan mereka menjadi indikasi bahwa masyarakat semakin inklusif dalam memilih pemimpin berdasarkan kompetensi, terlepas dari latar belakang mereka.
Periode kepemimpinan Alfin-Azhar Hamzah akan menjadi ujian bagi model kepemimpinan non-PNS di Kota Sungai Penuh. Masyarakat berharap, pemimpin baru ini mampu membawa kemajuan dan inovasi yang signifikan dalam pembangunan daerah.(*)
Add new comment