Tak Punya Modal Bukan Halangan: Armada Production Tumbuh dari Ide dan Keberanian

Oleh: jambi1
Pada : WIB
Rubrik
Opini
ada 0 komentar
IST


Oleh:

Merlin Zarra

Siapa sangka, rumah sederhana di sudut Kota Jambi melahirkan bisnis percetakan kreatif yang cukup dikenal terutama di kalangan Mahasiswa. Armada Production dimulai bukan dari rencana bisnis yang mewah atau modal besar. Justru sebaliknya, bisnis ini lahir dari keresahan dan keberanian mereka mengambil risiko saat dunia sedang terhenti karena pandemi. Pasangan muda Melysa dan Wira membuktikan bahwa mimpi bisa dirintis dari meja kecil di ruang tamu. Ini menjadi bukti bahwa keberanian, kreativitas, dan kerja sama dapat melahirkan peluang di tengah keterbatasan.

“Awalnya, suami saya hanya menjadi desainer di percetakan milik orang lain, tapi hasilnya tidak mencukupi. Dari situlah kami berpikir untuk mandiri,” tutur Melysa. Saat itu mereka masih duduk di bangku kuliah semester lima. Masa pandemi membuat perkuliahan dilakukan secara daring, membuka celah waktu yang kemudian dimanfaatkan untuk mencoba hal baru. Berbekal keterampilan desain grafis yang dimiliki Wira dan Melysa sebagai hobi, mereka mulai menerima jasa desain secara online. Tidak ada modal yang mereka keluarkan saat itu. Usaha kecil ini benar-benar dimulai dari nol rupiah.

“Semua dikerjakan dari rumah. Setelah terkumpul sedikit demi sedikit, kami mulai menyicil alat cetak,” ungkapnya. Perjalanan itu tak instan, namun konsistensi mereka membuahkan hasil. Kini, meski tergolong sebagai percetakan rumahan, Armada Production mampu meraih omset hingga 5-6 juta rupiah setiap bulannya.

Armada Production melayani berbagai kebutuhan cetak, mulai dari banner, undangan, brosur, buku yasin, hingga merchandise seperti kaos sablon, mug, gantungan kunci, ID card, dan lainnya. Mereka bahkan menyediakan layanan desain dan cetak selempang wisuda, sesuatu yang sangat diminati mahasiswa dan pelajar hingga pekerja dari berbagai kalangan di Kota
Jambi.

Dalam hal pengadaan bahan baku, Melysa dan Wira cermat menghitung strategi. Mereka memilih membeli bahan secara grosir, bahkan langsung dari rumah produksi seperti kaos polos. Selain itu, platform daring menjadi alternatif untuk mendapatkan harga lebih murah.

Untuk promosi, Armada Production mengandalkan kekuatan digital dan komunitas. Lewat Instagram, mereka aktif membagikan hasil desain. Penggunaan tagar seperti #PercetakanJambi atau #CetakMurahJambi membuat usaha mereka lebih mudah ditemukan calon pelanggan. “Relasi dari teman-teman kampus juga sangat membantu. Kami banyak dibantu lewat promosi dari mulut ke mulut,” tambahnya.

Salah satu tantangan terberat yang dihadapi pasangan ini adalah membagi waktu. Kini, keduanya telah menjadi guru. Pekerjaan utama mengharuskan mereka fokus pada jam kerja, sehingga usaha hanya bisa dijalankan pada sore hingga malam hari, atau saat akhir pekan. Namun, hal itu tak menyurutkan semangat. “Kalau memang niatnya usaha, pasti ada jalan. Kami komitmen untuk tetap profesional meskipun waktunya terbatas,” jelas Melysa.

Meski usaha telah berjalan selama beberapa tahun, keduanya tak berhenti berinovasi. Kini Armada Production menawarkan layanan antar barang bagi pelanggan dengan minimal pembelian. Inovasi ini memudahkan pelanggan, terutama bagi mereka yang sibuk. Inovasi inilah yang menjadikan percetakannya berbeda dengan percetakan lainnya.

Ketika ditanya soal target jangka panjang, Melysa berharap dalam 5-10 tahun ke depan, Armada Production telah memiliki tempat khusus untuk percetakan dan tidak lagi di rumah. Ia juga menambahkan harapannya untuk dapat membuka cabang di beberapa titik Lokasi. Namun, baginya yang terpenting adalah terus bertumbuh, memperluas jangkauan pasar, dan menjaga kualitas layanan. “Yang penting usaha ini terus jalan dan bisa bermanfaat, syukur-syukur bisa membuka lapangan kerja bagi orang lain,” ucapnya.

Di akhir wawancara, Melysa menyampaikan pesan yang kuat, khususnya bagi mahasiswa yang ingin mulai berwirausaha. “Tangan yang dimanjakan tidak dapat menggenggam kesuksesan,” katanya tegas. Menurutnya, keberanian untuk memulai, meskipun belum merasa siap, adalah kunci utama. “Jangan sampai pikiran negatif, menghambat langkah yang positif” tambahnya.

Kisah Melysa dan Wira menunjukkan bahwa kesuksesan bukan hanya milik mereka yang punya modal besar atau pengalaman panjang. Dengan keberanian, kerja keras, dan komitmen, siapa pun bisa membangun jalannya sendiri untuk menuju mimpi.(*)

Add new comment

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network

 

Baca lainnya

Posting pada: WIB
ada 0 komentar
Posting pada: WIB
ada 0 komentar