Kisah Kelam di Batanghari: Kekerasan Anak yang Tak Kunjung Padam

Oleh: jambi1
Pada : WIB
Rubrik
Kriminal
IST

Matahari pagi yang hangat di Kabupaten Batanghari seolah menutupi bayang-bayang kelam di balik dinding-dinding rumah yang sunyi. Di sebuah kantor sederhana, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A), Khadafi, membuka lembaran laporan yang mencatat kepedihan yang sulit dibayangkan. Hingga Juni 2024, sepuluh laporan kekerasan terhadap anak masuk ke kantornya, sebagian besar adalah kekerasan seksual.

"Kami menerima 10 laporan kekerasan terhadap anak hingga pertengahan tahun ini, dan mayoritas adalah kasus kekerasan seksual," ujar Khadafi, dengan nada suara yang sarat keprihatinan. Di balik data yang dipegangnya, ada kisah pilu dan air mata yang tersembunyi.

Kekerasan seksual terhadap anak bukanlah sekadar statistik. Ini adalah luka yang mendalam, yang meninggalkan bekas tak terlihat pada tubuh dan jiwa. Untuk menghadapi trauma ini, Dinas PPKBP3A Kabupaten Batanghari menyediakan layanan pendampingan bagi para korban. "Kami memastikan korban didampingi sampai persidangan dan pengadilan," jelas Khadafi. Ini bukanlah tugas yang mudah, karena proses hukum bisa memakan waktu yang panjang dan menyakitkan.

Selain pendampingan hukum, dinas ini juga menyediakan dukungan psikologis. "Kami juga menyediakan pendampingan psikolog bagi para korban," tambah Khadafi. Bantuan ini penting untuk memulihkan kepercayaan diri dan kesehatan mental anak-anak yang telah mengalami kengerian yang tak semestinya mereka hadapi.

Namun, memulihkan korban hanyalah sebagian dari tugas mereka. Pencegahan adalah kunci untuk menghentikan siklus kekerasan ini. Dinas PPKBP3A telah bekerja sama dengan Polres Batanghari untuk melakukan sosialisasi ke berbagai penjuru desa. "Ada perpanjangan tangan di desa melalui motivator tangguh untuk pencegahan," kata Khadafi. Para motivator ini adalah garda terdepan dalam menyampaikan pesan-pesan penting tentang pencegahan kekerasan.

Khadafi juga berharap bahwa melalui sosialisasi langsung di desa-desa, kesadaran masyarakat akan meningkat. "Kami harap dengan sosialisasi langsung di desa, kasus-kasus ini bisa ditekan," ujarnya. Harapan ini bukanlah tanpa alasan, karena seringkali kekerasan terjadi dalam lingkungan yang kurang menyadari pentingnya perlindungan terhadap anak-anak.

Di balik angka dan strategi, ada wajah-wajah mungil yang berjuang untuk kembali tersenyum. Seorang anak perempuan berusia 10 tahun, yang kita sebut saja Melati, adalah salah satu dari mereka. Melati adalah korban kekerasan seksual oleh orang yang seharusnya melindunginya. "Kami mendampingi Melati sejak awal laporan masuk," kata Khadafi. Pendampingan ini membantu Melati merasa tidak sendirian dalam perjalanan hukumnya yang panjang dan menakutkan.

Ada juga Budi, seorang anak laki-laki yang menjadi korban kekerasan fisik di rumahnya. "Budi sangat trauma dan membutuhkan pendampingan psikologis intensif," ujar Khadafi. Perlahan, dengan bantuan psikolog, Budi mulai membuka diri dan mengungkapkan rasa takutnya. "Kami ingin anak-anak seperti Melati dan Budi bisa pulih dan memiliki masa depan yang lebih baik," tambahnya.

Di tengah gelombang laporan kekerasan, Khadafi dan timnya tetap optimis. Mereka percaya bahwa dengan kerja keras dan kolaborasi yang solid, kekerasan terhadap anak bisa ditekan. "Kami butuh dukungan dari seluruh lapisan masyarakat," kata Khadafi. Masyarakat adalah mata dan telinga yang bisa membantu mendeteksi dan melaporkan kekerasan.

Saat malam tiba, dan keheningan menyelimuti Kabupaten Batanghari, doa-doa dipanjatkan agar anak-anak di wilayah ini bisa tidur nyenyak tanpa rasa takut. Harapan agar mereka tumbuh dalam lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang menjadi pendorong bagi Khadafi dan timnya untuk terus berjuang. Mereka tahu, setiap langkah kecil yang mereka ambil adalah cahaya di tengah kegelapan bagi masa depan anak-anak Batanghari.

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network