JAMBI – Aksi sekelompok remaja yang membawa senjata tajam kembali bikin geger warga Kota Jambi. Dalam sebuah video yang viral di media sosial, tampak sejumlah remaja, sebagian bertelanjang dada, membawa sajam (senjata tajam) dan berkeliaran di kawasan Simpang Rimbo, tepatnya di depan SPBU, pada Sabtu dini hari, 12 April 2025 sekitar pukul 04.00 WIB.
Kelompok remaja ini belakangan dikenal dengan julukan "Masa Depan Suram" (Madesu), sebuah label sarkastik yang diberikan warganet untuk menggambarkan perilaku brutal dan tidak berpendidikan dari kelompok tersebut.
Dalam rekaman yang diunggah akun Instagram @info_jambi_24jam, terlihat jelas gerombolan remaja itu berkumpul dengan leluasa di tengah jalan, mengacungkan sajam dan menciptakan ketegangan di kawasan tersebut.

“Madesu hama masyarakat, bawa sajam keliaran di Simpang Rimbo,” tulis narasi dalam video yang diunggah.
Video tersebut langsung menyulut kemarahan publik. Ratusan komentar membanjiri unggahan itu, mayoritas menuntut tindakan tegas dari aparat kepolisian.
“Tolong ne diburu Madesu pak... Jangan kasih ampun, biar dapat efek jera,” tulis akun @khaffaz.
“Kayak taik anyut, ilang timbul,” sindir @maeleeee86.
“Kalau ketangkap tegaslah polisi, langsung pidana bawa sajam. Jangan langsung dilepas, panggil orang tuanya juga,” tambah @roy_vaza_pakpahan.
“Bosannya lihat berita beginian, ujung-ujungnya nggak ada kepastian hukum,” sentil akun @yulizarjbi15.
Belum ada keterangan resmi dari aparat kepolisian terkait identitas pelaku maupun langkah konkret penindakan. Namun, warga berharap aksi premanisme yang mengatasnamakan kelompok remaja ini segera diberantas sebelum memakan korban.
Simpang Rimbo sebagai kawasan padat lalu lintas dan pintu gerbang Kota Jambi kini masuk radar perhatian warga sebagai zona rawan kriminalitas dini hari.
Sebelumnya, aksi serupa juga kerap terjadi di kawasan lain seperti Thehok, Paal V, dan Lingkar Selatan, yang melibatkan geng motor dan pelaku remaja berusia belasan tahun.
Tagar #TangkapMadesu dan #JambiTidakAman mulai bermunculan di jagat maya sebagai bentuk desakan kepada pihak berwenang agar tidak lagi memberi toleransi pada pelaku kriminal bersenjata di jalanan.
Masyarakat kini berharap lebih dari sekadar patroli rutin. Mereka menginginkan tindakan hukum tegas, penangkapan nyata, dan edukasi menyeluruh, termasuk kepada keluarga para pelaku, untuk mencegah remaja Kota Jambi makin tenggelam dalam kekerasan jalanan.(*)
Add new comment