Antos dan Lendra, pasangan calon dengan latar belakang keberagaman, siap memimpin Kota Sungai Penuh. Visi inklusif mereka menjanjikan masa depan yang lebih baik.
***
Di tengah dinamika politik Kota Sungai Penuh, perhatian publik kini tertuju pada pasangan calon Dr. Alvia Santoni, S.E., M.M. (Antos) dan Lendra Wijaya, S.E. Kedua tokoh ini mencerminkan perpaduan latar belakang yang dianggap bisa menjadi kekuatan dalam Pilkada mendatang. Namun, pertanyaannya adalah: apakah keberagaman ini akan menjadi kekuatan atau justru tantangan bagi mereka?
Antos, seorang putra daerah dari Tiga Dusun Pondok Tinggi, dikenal sebagai figur politik dengan latar belakang yang kaya akan keberagaman. Istrinya berasal dari Padang Aro, Solok Selatan, dan ibunya adalah bagian dari suku Sikumbang dari Balai Selasa, Sumatera Barat. Jaringan kekerabatan ini mencakup berbagai daerah, mulai dari Painan hingga Sungai Penuh, memberikan Antos dukungan politik yang luas.
Samsul Bahri, orang kepercayaan Antos, melihat keberagaman ini sebagai aset. "Antos memiliki hubungan keluarga yang luas, dan ini adalah kekuatan. Dia mengerti berbagai budaya dan cara berpikir, yang bisa menjadi modal penting dalam pemerintahan yang inklusif," kata Samsul.
Namun, keberagaman ini juga menimbulkan pertanyaan tentang sejauh mana Antos bisa memanfaatkan jaringan ini untuk keuntungan politiknya tanpa mengabaikan kebutuhan riil masyarakat.
Lendra Wijaya, yang akan berpasangan dengan Antos, dikenal sebagai Ketua DPRD Sungai Penuh yang memiliki pengalaman politik solid. Berasal dari Tanah Kampung, Lendra membawa perspektif berbeda ke dalam pasangan ini. Kombinasi mereka dianggap sebagai perpaduan yang menarik, namun juga menghadapi tantangan unik.
"Ini bukan hanya tentang latar belakang keluarga, tetapi bagaimana keduanya bisa mengatasi perbedaan untuk mencapai tujuan bersama," kata seorang analis politik lokal. "Mereka harus menunjukkan bahwa mereka dapat bekerja sama untuk kebaikan Kota Sungai Penuh."
Meskipun pasangan ini membawa visi inklusif, mereka harus menghadapi skeptisisme dari masyarakat. Beberapa kritikus mempertanyakan apakah keberagaman yang diusung oleh Antos akan benar-benar tercermin dalam kebijakan yang inklusif, atau sekadar menjadi slogan kampanye.
"Visi dan misi yang inklusif terdengar bagus, tetapi bagaimana penerapannya di lapangan? Apakah mereka bisa benar-benar mendengarkan dan memenuhi kebutuhan masyarakat dari berbagai latar belakang?" ujar seorang warga.
Pasangan Antos dan Lendra menghadapi tugas berat untuk membuktikan bahwa keberagaman yang mereka miliki adalah kekuatan nyata. Mereka harus mampu menjadikan perbedaan ini sebagai alat untuk menciptakan kebijakan yang merata dan adil bagi semua warga.
Samsul Bahri menekankan bahwa keberagaman dalam keluarga Antos bukan hanya soal latar belakang, tetapi juga pendekatan dalam politik. "Ini adalah tentang bagaimana kita bisa mengubah keberagaman menjadi keuntungan, bukan beban," tegasnya.
Dengan latar belakang politik yang kuat dan visi inklusif, pasangan ini harus menunjukkan bahwa mereka mampu menghadapi tantangan keberagaman untuk memajukan Kota Sungai Penuh. Bagaimana mereka akan melakukannya masih menjadi pertanyaan yang harus dijawab dalam kampanye mendatang. (holek)
Add new comment