Jagat maya kembali dihebohkan dengan unggahan Ko Apex, terpidana kasus penggelapan dan pemalsuan dokumen kapal tongkang yang divonis 5 tahun 6 bulan penjara. Melalui akun Instagram pribadinya, @ko_apex, ia memposting foto pernikahan terbarunya dan menyindir dugaan perselingkuhan Dinar Candy. Namun, yang menjadi sorotan adalah kemampuan Ko Apex menggunakan media sosial meski berstatus tahanan di Lapas Jambi.
"Udah bebas ya, kok bisa main sosmed?" komentar warganet pada unggahan tersebut. Sejumlah netizen mempertanyakan apakah Ko Apex sudah mendapat kebebasan atau akses istimewa selama di dalam penjara.
Kepala Lapas Kelas II A Jambi, Yunus, dengan tegas membantah tudingan bahwa Ko Apex mendapat fasilitas khusus atau perlakuan istimewa.
"Semua tahanan diperlakukan sama, tidak ada fasilitas mewah apalagi khusus untuk tahanan Apex," ujar Yunus pada Kamis (16/1/2025).
Menurutnya, kondisi lapas yang sudah overkapasitas hingga 300 persen tidak memungkinkan adanya perlakuan istimewa. Yunus menegaskan bahwa pihaknya tetap berkomitmen menjalankan aturan yang berlaku, meski menghadapi tantangan fasilitas yang terbatas.
Pertanyaan yang belum terjawab adalah bagaimana Ko Apex masih dapat menggunakan Instagram. Yunus tidak memberikan keterangan rinci terkait ini, namun aturan pemasyarakatan melarang narapidana membawa alat komunikasi pribadi. Jika benar terjadi, hal ini bisa menjadi celah yang mencoreng kredibilitas pengelolaan Lapas Jambi.
Isu mengenai fasilitas mewah atau privilege tahanan di Lapas bukan hal baru. Sebelumnya, akun Instagram @infoseputar_jambii mengunggah tuduhan Ko Apex mendapat kamar khusus di Lapas. Meskipun bantahan resmi telah diberikan, publik tetap mempertanyakan apakah benar ada pengawasan yang ketat di lembaga tersebut.
Kasus ini membuka diskusi tentang transparansi di balik jeruji besi. Dengan kapasitas lapas yang melebihi batas, potensi pelanggaran dalam pengelolaan fasilitas kian rentan. Apakah ini hanya soal sistem yang rapuh, atau ada pola lama yang terus terulang?
Hingga kini, kebenaran akses media sosial Ko Apex belum terungkap, namun respons publik semakin mempertegas tuntutan untuk pengawasan yang lebih baik terhadap Lapas di Indonesia.(*)
Add new comment