Satreskrim Polresta Jambi menangkap lima anggota gengster terkait tawuran bersenjata tajam yang merenggut nyawa Sigit (21). Pelaku utama masih dalam pengejaran.
Angin malam di Talang Bakung terasa lebih dingin dari biasanya pada Sabtu, 14 September 2024. Namun, denting senjata tajam yang bersilangan di udara memecah kesunyian itu, melukiskan tragedi berdarah yang menyisakan kesedihan mendalam. Sigit, seorang pemuda 21 tahun, menjadi korban keganasan pertempuran antara dua kelompok berandalan bermotor. Luka bacokan yang dideritanya terlalu parah. Meski sempat mengendarai sepeda motor menuju rumah sakit, hidupnya tak bisa diselamatkan.
Pada Selasa (24/9/2024), Satreskrim Polresta Jambi mengumumkan penangkapan lima pelaku dari kelompok gengster yang terlibat dalam peristiwa naas tersebut. Kompol Mahara Tua Siregar, Kasat Reskrim Polresta Jambi, menyebut kelima pelaku masih di bawah umur. Sebagian dari mereka bahkan masih berstatus pelajar. "Untuk tersangka sudah kita amankan lima orang. Namun, pelaku utama masih dalam pengejaran," katanya singkat.
Penangkapan ini, meski berarti awal dari keadilan bagi keluarga Sigit, tak mampu menghapus luka yang ditinggalkan tawuran maut tersebut. Tawuran, yang terjadi di Kecamatan Jambi Timur, melibatkan dua kelompok gengster yang telah lama berseteru. Bentrokan itu berujung pada tragedi, di mana senjata tajam menjadi saksi bisu dari kebrutalan anak-anak muda yang tersesat dalam pertempuran tak berujung.
Sigit, warga RT 14 Kelurahan Talang Bakung, tak sempat menyaksikan harinya yang cerah. Luka-luka yang mengoyak tubuhnya membuat darah terus mengalir. Meski sempat mengendarai motornya seorang diri menuju rumah sakit, kehabisan cairan tubuh tak bisa dihindari. Di ruang gawat darurat, tim medis hanya bisa berusaha, tetapi nyawanya tetap tak terselamatkan.
Wakasat Reskrim Polresta Jambi, AKP Ilham, menguraikan kronologi kejadian itu. "Sesuai dengan kronologi, korban masih bisa bawa motor sendiri ke rumah sakit sebelum meninggal karena kehabisan cairan," ungkapnya. Keberanian terakhir Sigit untuk mencari pertolongan menjadi bukti bahwa hidupnya dipertaruhkan dalam detik-detik terakhir.
Kini, Polresta Jambi sedang menelusuri lebih jauh kasus ini, sambil terus memburu pelaku utama yang masih bebas berkeliaran. Harapan keluarga korban dan masyarakat Jambi adalah agar keadilan segera ditegakkan, dan peristiwa serupa tak lagi terulang di masa depan.
Gengster, anak-anak di bawah umur, senjata tajam—semuanya menjadi potret kelam yang mengiringi perjalanan kasus ini. Kelima tersangka yang ditangkap sudah masuk tahap penyidikan, namun misteri tentang bagaimana tawuran ini bisa merenggut nyawa Sigit masih perlu waktu untuk terungkap sepenuhnya.
Dalam kota yang seharusnya damai, malam itu menjadi saksi bisu dari bentrokan yang menelan satu nyawa muda. Lima anak ditahan, tapi masih ada pelaku utama yang berkeliaran, seolah membawa beban dosa atas hilangnya satu nyawa.(*)
Add new comment