Hari-hari yang biasanya lancar di jalan lintas Sarolangun-Muara Tembesi hingga Muaro Bulian kini berubah menjadi mimpi buruk bagi para sopir travel. Tryansah, seorang sopir travel jurusan Jambi-Bangko, merasakan dampak langsung dari kembalinya truk-truk batubara yang melintas di jalan umum. Apa yang dulunya merupakan rute yang lancar kini menjadi penuh kemacetan dan frustasi.
"Sudah satu minggu ini lah macet kembali lagi, sering di daerah Tanjung Marwo, Kecamatan Muara Tembesi arah Kabupaten Sarolangun," kata Tryansah pada Rabu, 11 September 2024. Dia bukan satu-satunya yang merasakan hal ini; sopir lain di rute yang sama juga berbagi keluhan serupa.
Sejak aktivitas truk batubara kembali mengaspal di jalan umum, jalan-jalan yang dulunya lancar kini dipenuhi antrian kendaraan. Tidak hanya itu, kesulitan dalam mendapatkan bahan bakar jenis solar juga menjadi masalah besar. "Selain macet, solar sudah mulai susah lagi. Udah panjang antrian bahkan solar sering kosong di pom bensin," keluh Tryansah. Hal ini menjadi beban tambahan bagi sopir-sopir yang tidak hanya harus menghadapi kemacetan, tetapi juga kekurangan bahan bakar.
Akibat kemacetan yang terjadi, penumpang pun kerap meluapkan kekesalan mereka kepada sopir. Khususnya bagi penumpang yang harus mengejar penerbangan pagi di Bandara Sultan Thaha Jambi, keterlambatan bisa berarti kehilangan penerbangan. "Karena penumpang berangkat malam hari ini mau ke bandara ngejar pesawat pagi, jadi mereka ngeluh ke kami supir," ungkap Tryansah, menggambarkan tekanan yang harus dihadapinya setiap kali terjebak dalam kemacetan.
Di tengah keluhan dan keresahan para sopir travel, Direktorat Lalu Lintas Polda Jambi bertindak tegas. Mereka kembali menertibkan angkutan batubara dengan mengamankan lebih dari 20 truk dalam operasi yang digelar dari Senin malam hingga dini hari. Kombes Pol Dhafi, Direktur Lalu Lintas Polda Jambi, menjelaskan bahwa langkah ini diambil sebagai respons terhadap instruksi Gubernur Jambi untuk membagi rute angkutan batubara, guna menghindari penumpukan kendaraan di satu wilayah, terutama di kawasan Talang Duku yang sering mengalami kemacetan parah.
"Kami mengamankan sekitar 20-28 kendaraan dalam operasi tersebut," ungkap Kombes Dhafi. "Hal ini sebagai upaya untuk mencegah kemacetan dan memastikan aturan mobilisasi batubara berjalan sesuai ketentuan."
Dalam upaya mengurangi kemacetan di masa depan, Ditlantas Polda Jambi berkomitmen untuk terus memantau dan menindak tegas truk-truk batubara yang melintas di luar rute operasional yang telah ditetapkan. Kombes Dhafi menegaskan, "Kami akan mengantisipasi jangan sampai nanti terjadi kemacetan seperti sebelumnya." Ia juga menekankan pentingnya bagi para pemilik tambang untuk mematuhi aturan dan tidak memaksakan melintas di jalan nasional.
Dengan adanya pembagian rute yang lebih teratur, diharapkan kemacetan yang disebabkan oleh angkutan batubara dapat diminimalisir, sehingga sopir travel dan masyarakat umum dapat kembali menikmati perjalanan yang lancar. Namun, bagi Tryansah dan sopir-sopir lainnya, saat ini mereka masih harus bersabar menghadapi realita kemacetan dan kekurangan bahan bakar yang menjadi bagian dari rutinitas mereka sehari-hari.
Di balik kemudi, Tryansah hanya bisa berharap bahwa langkah-langkah yang diambil oleh pihak berwenang akan segera membawa perubahan. Karena bagi mereka yang hidupnya bergantung pada kelancaran perjalanan, setiap kemacetan adalah lebih dari sekadar gangguan—itu adalah ancaman langsung terhadap mata pencaharian mereka. Dan di jalan-jalan yang kini penuh sesak, harapan untuk perjalanan yang lancar masih terus menjadi impian yang belum tercapai.(*)
Add new comment