Kabupaten Kerinci, yang dikenal sebagai salah satu penghasil kopi terbaik di Indonesia, tengah berada di ambang revolusi agribisnis berkat temuan terbaru dalam disertasi Endi Putra, S.P., M.Si. Berjudul “Analisis Daya Saing dan Strategi Pengembangan Usahatani Kopi Arabika Berkelanjutan di Kabupaten Kerinci”, penelitian ini membuka jalan bagi transformasi signifikan dalam industri kopi lokal.
Endi Putra menggali lebih dalam tentang bagaimana daya saing usahatani kopi arabika Kerinci dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah dan faktor-faktor internal serta eksternal. Hasilnya menunjukkan bahwa meski produktivitas masih rendah, potensi Kerinci untuk mendominasi pasar kopi nasional dan internasional sangat menjanjikan.
“Kondisi topografi Kerinci sangat mendukung pertumbuhan kopi arabika berkualitas tinggi. Antusiasme petani yang tinggi adalah kunci utama kami dalam mengoptimalkan potensi ini,” ujar Endi dalam presentasi sidangnya yang dihadiri oleh para pemangku kepentingan agribisnis.
Penelitian ini tidak hanya menganalisis dampak kebijakan pemerintah, tetapi juga menawarkan strategi konkret untuk pengembangan berkelanjutan. Salah satu rekomendasi utama adalah peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya ekonomi dan finansial, serta pengurangan ketergantungan pada input impor. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas kopi arabika Kerinci, menjadikannya lebih kompetitif di pasar global.
“Nasuhaidi, Ketua Himpunan Konsumen Sumberdaya (HKS), menekankan pentingnya penelitian ini sebagai panduan bagi pemerintah dan petani. ‘Informasi dan rekomendasi dari disertasi ini akan membantu kami dalam menetapkan kebijakan yang lebih efektif untuk mendukung agribisnis kopi arabika,’” tambahnya.
Prof. Dr. Ir. Dompak MT Napitupulu, M.Sc., promotor Endi, percaya bahwa temuan ini akan memberikan dampak luas. “Disertasi ini bukan hanya teori, tetapi panduan praktis bagi pelaku ekonomi. Dengan strategi yang tepat, kita dapat meningkatkan nilai tambah kopi arabika Kerinci dari hulu ke hilir,” ungkapnya.
Selain itu, Prof. Dr. Ir. Suandi, M.Si, IPU., co-promotor I, menyoroti pentingnya pembelian kopi dengan harga premium sebagai stimulus untuk meningkatkan motivasi petani. “Harga yang lebih tinggi akan mendorong petani untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas mereka,” jelasnya.
Prof. Dr. Junaidi, SE, M.Si., co-promotor II, menambahkan bahwa dukungan pemerintah dalam bentuk pembentukan koperasi khusus sangat krusial. “Koperasi akan memfasilitasi penyediaan benih unggul, permodalan, serta pelatihan yang diperlukan untuk meningkatkan kapasitas usaha petani,” ujar beliau.
Endi Putra menyimpulkan bahwa usahatani kopi arabika di Kerinci berada pada jalur yang benar menuju keberlanjutan, dengan indeks keberlanjutan mencapai 69,32. Namun, masih dibutuhkan sinergi antara pemerintah, lembaga terkait, dan para petani untuk mengatasi tantangan produktivitas dan memperkuat posisi Kerinci di pasar kopi global.
Dengan dukungan kebijakan yang tepat dan implementasi strategi yang efektif, Kabupaten Kerinci siap untuk tidak hanya mempertahankan reputasinya sebagai penghasil kopi berkualitas, tetapi juga menjadi pionir dalam pengembangan usahatani kopi arabika yang berkelanjutan di Indonesia.
“Disertasi ini adalah langkah awal menuju masa depan yang lebih cerah bagi petani kopi Kerinci. Kami berharap hasil penelitian ini dapat menginspirasi perubahan positif dan inovasi dalam agribisnis kopi di daerah kami,” tutup Endi Putra.(*)
Add new comment