Jalan Lintas Sumatera di Kilometer 53, Bungo, belum diperbaiki sejak longsor Februari 2024. Warga mengkritik lambannya penanganan, mengeluhkan kondisi jalan darurat yang bergelombang dan membahayakan pengguna jalan.
***
Bungo – Memasuki penghujung tahun 2024, kondisi Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) di Kilometer 53, Sirih Sekapur Jujuhan, Kabupaten Bungo, masih belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Longsor yang terjadi pada Februari 2024 lalu telah merusak akses vital ini, namun hingga kini, pihak terkait, baik dari pemerintah provinsi maupun pusat, belum memberikan perhatian serius terhadap kerusakan yang terus dikeluhkan pengguna jalan.
Jalinsum yang menghubungkan berbagai wilayah di Pulau Sumatera adalah jalur strategis untuk distribusi barang dan mobilitas masyarakat. Namun, dengan kondisi saat ini yang belum pulih, masyarakat terpaksa harus melalui jalan darurat yang bergelombang dan menyempit, hanya memungkinkan kendaraan lewat dari satu arah saja.
"Ini benar-benar memprihatinkan. Kami sudah menunggu hampir setahun, tapi tidak ada tindakan nyata dari pemerintah. Kami yang setiap hari harus melewati jalan ini terpaksa menghadapi risiko kecelakaan setiap saat," ungkap Amir, seorang pengemudi truk yang sering melintasi Jalinsum. Menurutnya, kondisi jalan darurat sangat membahayakan, terutama bagi kendaraan berat yang harus berbagi jalur sempit.
Hal yang sama disampaikan oleh Nurhayati, warga setempat yang juga sering melewati jalan tersebut. "Kami lelah dengan janji-janji pemerintah. Setiap tahun ada anggaran, tapi mana hasilnya? Kami butuh jalan ini diperbaiki, bukan dibiarkan rusak begitu saja. Apakah pemerintah menunggu lebih banyak kecelakaan sebelum bertindak?" kritik Nurhayati dengan nada tajam, menyuarakan kekecewaan warga yang merasa diabaikan.
Kondisi jalan yang rusak parah tidak hanya menyulitkan pengguna jalan, tetapi juga mengganggu perekonomian setempat. Warga mengeluhkan lambannya arus barang dan transportasi yang semakin terbatas akibat kemacetan di jalur darurat. Selain itu, banyak pengguna jalan yang harus rela antre panjang karena hanya satu jalur yang bisa digunakan.
Pemerintah Kabupaten Bungo sendiri telah berulang kali melayangkan permohonan kepada pihak provinsi dan pusat untuk segera menindaklanjuti masalah ini. Namun, sampai berita ini diturunkan, belum ada langkah konkret yang diambil untuk memulai proses perbaikan Jalinsum.
"Sudah cukup lama kami menunggu, dan hingga kini belum ada jawaban yang memuaskan. Kami hanya bisa berharap agar pihak terkait segera merespon sebelum kondisinya semakin buruk," tambah Amir.
Kritikan tajam dari warga ini semakin menegaskan betapa pentingnya akses Jalinsum sebagai urat nadi transportasi di Sumatera, yang tidak boleh dibiarkan rusak terlalu lama tanpa tindakan. Warga berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk memulihkan kondisi jalan, demi keselamatan dan kenyamanan pengguna serta kelancaran distribusi barang di wilayah tersebut.(*)
Add new comment