Di tengah musim kemarau yang semakin mengkhawatirkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tebo mencatat sebanyak 36 titik panas atau hotspot yang tersebar di beberapa kecamatan. Temuan ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat setempat.
Kabid Penanggulangan Bencana BPBD Tebo, Hamdani Firdaus, mengungkapkan bahwa temuan hotspot ini didasarkan pada informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). "Berdasarkan informasi dari BMKG ada sebanyak 36 hotspot," kata Hamdani pada Senin (29/7/2024).
Titik-titik panas ini tersebar di beberapa kecamatan, dengan konsentrasi tertinggi di Kecamatan Sumay. "Yang paling banyak itu di Sumay daerah Pemayungan. Selebihnya di Tebo Tengah ada 2 titik, terus di VII Koto," tambahnya.
Menanggapi temuan tersebut, BPBD Tebo segera melakukan patroli ke lapangan untuk melakukan pengecekan dan memastikan tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang lebih luas. "Hotspot yang terpantau ini sudah dilakukan grandcek ke lapangan," jelas Hamdani.
Selain itu, BPBD juga berkoordinasi dengan perusahaan-perusahaan yang beroperasi di wilayah tersebut untuk memastikan kesiapan dalam pencegahan karhutla. "Setelah kita cek, kelengkapan alat pemadam api perusahaan sudah terpenuhi," ujar Hamdani.
Tim BPBD bersama dengan aparat terkait terus melakukan patroli dan pemantauan di wilayah hotspot. Langkah ini diambil untuk mencegah terjadinya kebakaran yang dapat mengancam keselamatan masyarakat dan merusak lingkungan. Patroli intensif dilakukan terutama di daerah-daerah yang rawan karhutla seperti Sumay dan VII Koto.
Hamdani juga mengingatkan masyarakat agar tetap waspada dan tidak melakukan kegiatan yang dapat memicu kebakaran, seperti membakar sampah atau membuka lahan dengan cara dibakar. "Kesadaran dan partisipasi masyarakat sangat penting dalam pencegahan karhutla," tegasnya.
Perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Tebo juga memiliki peran penting dalam pencegahan karhutla. BPBD memastikan bahwa setiap perusahaan memiliki kelengkapan alat pemadam api yang memadai. "Kami sudah melakukan pengecekan dan kelengkapan alat pemadam api perusahaan sudah terpenuhi," kata Hamdani.
Perusahaan diharapkan tidak hanya memenuhi kewajiban dalam penyediaan alat pemadam api, tetapi juga aktif dalam kegiatan patroli dan pemantauan bersama dengan BPBD dan aparat terkait. Kolaborasi ini diharapkan dapat menekan angka kejadian karhutla di Kabupaten Tebo.
Dengan langkah-langkah yang telah diambil, BPBD Tebo berharap dapat mencegah terjadinya karhutla yang lebih luas. Pemerintah daerah bersama dengan masyarakat dan perusahaan berkomitmen untuk menjaga lingkungan dan mencegah terjadinya bencana.
Patroli dan pemantauan akan terus dilakukan secara intensif, terutama di wilayah-wilayah yang rawan kebakaran. Kesadaran masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan secara sembarangan juga diharapkan dapat meningkat.
Temuan 36 titik panas ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan dan kesiapan dalam menghadapi musim kemarau yang rawan kebakaran. Dengan kerjasama semua pihak, diharapkan Kabupaten Tebo dapat terhindar dari bencana karhutla yang merusak dan berbahaya.(*)
Add new comment