Muara Bulian – Wabah penyakit Jembrana kembali menghantui Kabupaten Batanghari. Virus yang dikenal mematikan bagi ternak sapi ini telah ditemukan di dua wilayah, dengan total belasan kasus terkonfirmasi. Sebagian sapi bahkan telah dipotong paksa untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Batanghari, Afrizal, mengungkapkan bahwa kasus Jembrana mulai merebak sejak Desember 2024 dan terus berlanjut hingga Januari 2025.
"Saat ini, ada dua wilayah yang melaporkan kasus Jembrana, yaitu Kecamatan Pemayung dengan 15 kasus dan Desa Bungku dengan 5 kasus," ujar Afrizal pada Jumat (10/1/2025).
Dari 15 sapi yang terjangkit di Kecamatan Pemayung, dua ekor harus dipotong paksa, sementara 13 ekor lainnya tengah dalam tahap pemulihan. Di Desa Bungku, lima sapi terjangkit, dengan dua di antaranya mati atau dipotong, sementara sisanya masih menjalani perawatan.
"Virus Jembrana ini memang menakutkan bagi peternak, karena tingkat kematiannya tinggi. Kami berharap wabah ini tidak meluas ke wilayah lain," tambah Afrizal.
Kasus Jembrana di Kabupaten Batanghari menjadi perhatian serius karena ancaman kematian ternak yang tinggi. Meskipun ini bukan kali pertama virus ini menyerang, dampaknya tetap memukul peternak, terutama yang bergantung pada sapi sebagai sumber utama pendapatan mereka.
Afrizal menjelaskan bahwa pihaknya terus berupaya memantau dan menangani kasus yang muncul. "Kami telah menerima laporan dan segera mengambil tindakan di dua lokasi tersebut. Semoga tidak ada lagi wilayah yang terjangkit," ujarnya.
Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Batanghari telah menerapkan langkah-langkah pencegahan, termasuk penyuluhan kepada peternak mengenai gejala awal Jembrana dan cara mencegah penyebaran. Selain itu, pemeriksaan rutin terhadap ternak di wilayah rawan dilakukan untuk deteksi dini.
"Kami meminta peternak segera melaporkan jika menemukan gejala Jembrana pada sapi mereka, seperti demam tinggi, pembengkakan kelenjar getah bening, atau luka pada kulit," tegas Afrizal.
Sementara itu, para peternak berharap pemerintah dapat memberikan bantuan berupa vaksinasi atau program penanganan yang lebih intensif untuk meminimalkan risiko kerugian.
Wabah Jembrana ini menjadi peringatan bagi seluruh pihak untuk lebih waspada terhadap penyakit menular pada ternak, yang tidak hanya mengancam keberlangsungan usaha peternak, tetapi juga potensi ekonomi lokal secara keseluruhan.(*)
Add new comment