Irjen Pol Krisno H Siregar, Kapolda Jambi, tiba-tiba nongol di Lapangan KONI Jambi, Senin pagi 19 Mei 2025. Apalagi, kemunculannya tanpa pengawalan berlebihan.
Ada apa?
Rupanya ia hendak mengecek seleksi calon taruna Akpol. Puluhan tahun lalu, ia sudah mengalami seleksi serupa. Kali ini, ia hendak memastikan seleksi berjalan on the track.
Jenderal polisi bintang dua itu langsung menuju arena Uji Kesamaptaan Jasmani (UKJ) rekrutmen calon taruna-taruni Akademi Kepolisian (Akpol) 2025.
Kehadirannya mengejutkan para peserta. Tapi lebih dari sekadar muncul, Kapolda ikut berlari, menyatu di lintasan, bersama 67 peserta yang sedang menguji fisik dan mental mereka.
“Kalau kalian ingin jadi taruna, ingat!! Kalian mendaftar untuk melayani rakyat. Bukan untuk kaya. Bukan untuk terkenal,” ucapnya lantang di tengah panas lapangan.
Seleksi Akpol dikenal sebagai proses berat—fisik, mental, dan moral. Namun dalam sejarah seleksi, jarang sekali seorang Kapolda ikut turun langsung, bukan hanya menonton, tapi menyemangati dan terlibat.
“Kalau ada kecurangan, laporkan. Negara tak boleh dimasuki dari jalan belakang,” ujar jenderal bintang dua yang juga mantan Gubernur Akpol itu.
Di tengah keraguan publik terhadap integritas institusi, sikap seperti ini menjadi oase.
Kehadiran kapolda menjadi bukti nyata komitmen pimpinan Polda Jambi dalam memastikan proses seleksi berlangsung secara transparan, akuntabel, dan berintegritas.
Kabid Humas Polda Jambi Kombes Pol Mulia Prianto, menambahkan pada seleksi ini jumlah peserta calon taruna dan taruni Akpol yang mengikuti kegiatan kesamaptaan jasmani sebanyak 67 orang.
Jumlah tersebut terdiri dari 61 orang laki-laki dan 6 orang perempuan.
"Arahan dan kehadiran langsung Kapolda pagi ini menjadikan motivasi tersendiri bagi para peserta, untuk terus berjuangan dan semangat memberikan yang terbaik dalam proses seleksi," katanya.(adv)
Comments
Kecurangan
Banyak kecurangan apalagi saat test akademik, banyak yg mirroring dah ketauan dibeberapa polda, tp sebenernya lebih banyak yg ga ketahuan , banyak catar yg lihat sendiri tp mau protes ga bisa krn ga bisa buktikan. Mrk cuma bisa melihat aja tp ga berani protes
Ga fair
Rakyat biasa yg ga punya uang ga bida bersaing dengan mrk yg orang tuanya pejabat, satu2nya test akpol yg fair ya cuma test jasmani krn bisa dilihat langsung, yg lainnya dapat bayar orang mabes utk tembak server dan mirroring dgn biaya ratusan juta bahkan sampai milyaran, kalo kaya begini penerimaan akpol setiap tahun gimana jadinya.bagaimana kualitas para taruna dan perwira lulusan akpol nantinya?
Test ulang
Lebih baik ditest ulang aja lagi penerimaan akpol tahun ini, drpd terus pertahankan kecurangan spt tahun -tahun sebelumnya.terutama psikologi dan akademik., prihatin kalo praktik kecurangan ini terus terusan terjadi.mau jd apa kedepannya polri nanti,
Haha..mau ketawa sy bacanya…
Haha..mau ketawa sy bacanya. Ada kuota khusus, ada jatah..oalah.
Add new comment