Bandara Depati Parbo Kerinci terus menjadi perhatian publik dengan proyek pengembangan senilai Rp 24 miliar. Klarifikasi dari pihak bandara dan kontraktor menyoroti pentingnya melanjutkan pembangunan untuk kemajuan daerah. Untung Sugito dan Edison menegaskan komitmen mereka dalam menghadirkan bandara yang lebih baik demi pertumbuhan ekonomi dan pariwisata.
***
Polemik terkait proyek pengembangan Bandara Depati Parbo Kerinci senilai Rp 24 miliar telah menarik perhatian publik. Dalam situasi ini, pihak Bandara Kerinci dan kontraktor berusaha memberikan penjelasan untuk menjawab berbagai kekhawatiran dan kritik yang muncul.
Kepala Tata Usaha sekaligus PIC Civil Aviation Publication Bandara Depati Parbo, Untung Sugito, menekankan pentingnya melanjutkan proyek pengembangan bandara sebagai bagian dari Rencana Induk Bandar Udara.
Menurut Untung Sugito, dukungan dari Pemerintah Pusat melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan, dengan pengalokasian anggaran pembangunan, harus diapresiasi. Ini adalah kesempatan besar bagi masyarakat Kabupaten Kerinci, Kota Sungai Penuh, dan Jambi secara keseluruhan. Saat ini, Bandara Depati Parbo tengah melaksanakan pekerjaan pengembangan berupa pembangunan gedung terminal baru untuk tahun 2024.
"Alhamdulillah, perjuangan panjang kita selama ini untuk pengembangan dan pembangunan di Bandara berhasil, sehingga terwujudlah pelaksanaan pembangunan terminal baru sebagai langkah awal menuju tahapan-tahapan selanjutnya untuk pengembangan Bandara Depati Parbo," ungkap Untung Sugito.
Ia menegaskan bahwa pengembangan bandara ini adalah suatu keniscayaan untuk mengejar ketertinggalan dan yang terpenting demi kepentingan masyarakat.
Pelaksanaan Pembangunan Berjalan Baik
Untung Sugito menjelaskan bahwa pelaksanaan pembangunan terminal baru di Bandara dengan dana APBN berjalan dengan baik dan terus berlanjut. Pihaknya mengawasi pelaksanaan pembangunan dengan ketat, berkoordinasi dengan pihak kontraktor pelaksana dan konsultan pelaksana untuk memastikan material yang digunakan sesuai spesifikasi.
"Harapannya, pembangunan ini dapat menjadi batu loncatan untuk mendapatkan anggaran lanjutan dari Kementerian Perhubungan bagi pengembangan selanjutnya di Bandara Depati Parbo, yang telah berdiri sejak 1978 dan perlu dikembangkan menjadi bandara yang lebih baik lagi," katanya.
Pihak bandara bersama dengan Pemerintah Kabupaten Kerinci dan Pemprov Jambi berkomitmen untuk memperjuangkan pengembangan tahap demi tahap. Ini termasuk memfasilitasi penerbangan pesawat yang lebih besar, yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan pariwisata.
Pandangan Kontraktor
Edison dari PT Putra Rato Mahkota, selaku pihak pelaksana proyek, menjelaskan bahwa proyek ini seolah merupakan kepulangan bagi dirinya untuk membangun kampung halamannya sendiri.
"Saya punya hubungan dengan Kerinci, keluarga saya dulunya tinggal di Kerinci tepatnya di Bedeng 7. Rasanya membangun di Negeri Sendiri," katanya.
Saat ini, progres pembangunan sudah mencapai 30 persen. Edison menegaskan bahwa pihaknya menggunakan material berkualitas yang telah lulus uji laboratorium. "Saya turun langsung mengecek materialnya ke lokasi pembelian, dan semua sampel seperti pasir, beton kubus, dan besi diuji lab terlebih dahulu," jelasnya.
Terkait dengan pembangunan tiang beton, Edison menyebutkan bahwa tiang tersebut sengaja dipotong karena ukurannya yang lebih tinggi dari kebutuhan. Sisa potongan digunakan sebagai jembatan darurat untuk memfasilitasi akses kendaraan yang mengangkut material ke lokasi pembangunan.
Edison menambahkan bahwa fokus utama perusahaannya saat ini adalah membangun akses bandara yang baik dan memadai untuk meningkatkan transportasi udara di Kerinci.
"Secara tidak langsung ini akan meningkatkan ekonomi masyarakat kita," tutupnya.
Proyek pengembangan Bandara Depati Parbo Kerinci menjadi sorotan dengan adanya klarifikasi dari pihak bandara dan kontraktor. Masyarakat berharap proyek ini dapat berjalan transparan dan lancar demi kemajuan daerah. Dukungan dan sinergi antara pemerintah, kontraktor, dan masyarakat menjadi kunci kesuksesan pengembangan bandara ini.(*)
Comments
Sorotan
Lantas bgm dgn SBU yg dimiliki saat mengikuti tender, dan skrg jadi sorotan, apakah harus di biarkan?
Pemenang tendernya tidak sah
Lantas bgm dgn SBU yg dimiliki saat mengikuti tender, dan skrg jadi sorotan, apakah harus di biarkan?
Add new comment