Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VI Jambi kembali mengguyur anggaran jumbo untuk proyek infrastruktur air di Kabupaten Sarolangun. Kali ini, proyek bertajuk Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Batang Asai di Kecamatan Cermin Nan Gedang, resmi ditenderkan dengan nilai Rp 18,5 miliar melalui APBN Tahun Anggaran 2025.
Meski nilai kontrak selangit, output proyek ini terbilang kecil: hanya 0,2 kilometer jaringan irigasi, dengan outcome mengairi 1 hektare lahan pertanian. Ini menjadi catatan publik, karena proyek bernilai miliaran dengan luaran terbatas kerap menimbulkan tanya: benarkah dana sebesar itu proporsional?
Tender proyek saat ini berada di tahap pascakualifikasi, dengan jadwal padat hingga Mei 2025. Penandatanganan kontrak direncanakan 19 Mei 2025, sementara masa pelaksanaan pekerjaan dijadwalkan selama 240 hari kalender.
Spesifikasi Singkat Proyek:
- Nama Proyek: Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Batang Asai, Cermin Nan Gedang, Sarolangun
- Nilai HPS: Rp 18.499.999.663,93
- Sumber Dana: APBN 2025
- Output Fisik: 0,2 Km jaringan irigasi
- Outcome: 1 hektare lahan irigasi
- Pelaksana: SNVT PJPA Sumatera VI Provinsi Jambi
Proyek ini dikategorikan berisiko sedang, namun menuntut presisi tinggi dalam teknis pelaksanaan. Ada beberapa pekerjaan utama bernilai tinggi seperti pengecoran beton campuran Fc'18.68 secara mekanis, pekerjaan tanah dari borrow area, hingga instalasi alat berat yang wajib memiliki Surat Izin Laik Operasi (SILO).
Detail Teknis Peralatan Wajib:
- 1 Concrete Pump 105 m3/jam
- 2 Truck Mixer 7 m3
- 3 Dump Truck
- 3 Excavator 1,2 m3
- 1 Mini Batching Plant
Tenaga Ahli Wajib Terdaftar:
- Project Manager bersertifikasi SKA Madya
- Site Engineer bersertifikasi SKA Muda
- Ahli K3 bersertifikasi nasional
Proyek ini berlokasi di Desa Sungai Keramat dan Teluk Tigo, Kecamatan Cermin Nan Gedang, Sarolangun—sekitar 240 km dari pusat Provinsi Jambi. Tingginya biaya logistik, keterbatasan akses, serta medan berat menambah tantangan pelaksanaan. Hal inilah yang seringkali menjadi celah dalam penyesuaian harga kontrak dan manipulasi volume kerja.
Pola proyek kecil-output-besar-anggaran seperti ini bukan hal baru di BWSS VI. Sebelumnya, publik juga menyoroti proyek tanggul dan bendung Batang Asai senilai Rp 57 miliar yang hanya menghasilkan 0,12 km fisik dan 1 hektare outcome.
Melihat kompleksitas dan nilai anggaran, publik berharap BWSS VI Jambi membuka seluruh dokumen tender, termasuk daftar peserta dan rincian metode kerja dari kontraktor pemenang nantinya. Proyek ini tak boleh menjadi ladang bancakan anggaran seperti yang ditengarai di sejumlah proyek irigasi sebelumnya.
“Kami minta pengawasan ekstra ketat dari BPKP, APIP, dan bahkan KPK untuk proyek semacam ini. Jangan sampai anggaran besar hanya menghasilkan fisik setetes air,” ujar seorang warga Sarolangun.(*)
Add new comment