JAMBI – Pejabat di Jambi ramai-ramai tinggalkan kantor, pelayanan publik lumpuh! Semua mendadak sibuk plesiran ke Jakarta dengan dalih mendampingi dan menyaksikan pelantikan kepala daerah di Istana Negara.
Tak tanggung-tanggung, rombongan besar pejabat ikut pergi, mulai dari kepala dinas, kepala bidang (Kabid), kepala seksi (Kasi), camat, lurah, hingga kepala desa. Bahkan, banyak di antara mereka membawa serta istri, suami, dan anak-anaknya!
Padahal, pelantikan kepala daerah itu bukan acara resepsi keluarga atau pesta kemenangan! Lebih parah lagi, mereka tidak diundang, tidak punya urusan resmi, tapi tetap berangkat pakai anggaran negara!
Warga dan netizen pun murka dengan aksi pejabat daerah yang lebih memilih jalan-jalan ke Jakarta ketimbang bekerja melayani masyarakat.
✔ Pelayanan di kantor pemerintahan kosong
✔ Urusan administrasi warga tertunda
✔ Pelayanan kesehatan, perizinan, hingga urusan kependudukan mandek
Di beberapa kantor pelayanan, warga yang hendak mengurus administrasi kependudukan terpaksa pulang karena pejabat berwenang tidak ada di tempat.
"Kami datang ke kantor camat mau urus surat, katanya pak camat lagi di Jakarta buat nonton pelantikan! Ini kantor pelayanan atau agen travel?" ujar Ajo Veri, warga Kota Jambi, dengan nada kesal.
"Buat apa mereka ramai-ramai ke Jakarta? Mereka kan bukan yang dilantik, cuma numpang foto biar dianggap dekat sama kepala daerah baru," sindir @NetizenJambi di media sosial.
Warga pun meminta aparat penegak hukum untuk segera memeriksa biaya perjalanan dinas para pejabat yang ikut plesiran.
"Kami minta Kejati Jambi dan BPK periksa biaya perjalanan dinas ini! Jangan-jangan anggaran dipakai buat hotel mewah, jalan-jalan, dan belanja di Jakarta!" tegas Arif, aktivis Jambi.
Faktanya, pelantikan kepala daerah hanya acara resmi yang dihadiri oleh kepala daerah terpilih dan keluarga inti mereka. Para kepala dinas dan bawahannya tidak ada keharusan untuk hadir, apalagi sampai rombongan besar membanjiri Jakarta tanpa ada agenda kerja yang jelas.
"Pejabat kita ini mentalnya parah! Bukan fokus bekerja, malah sibuk ikut acara yang tidak ada urusannya sama tugas mereka. Cari muka di depan kepala daerah baru, biar dapat jabatan," ujar Siti, warga Kota Jambi.
Bahkan, banyak yang menyebut perjalanan ini hanyalah akal-akalan agar bisa jalan-jalan ke Jakarta dengan uang rakyat.
"Coba fotoin muka-muka pejabat yang berangkat plesiran itu! Laporin ke Pak Presiden Prabowo! Ini sudah tidak benar, pemborosan anggaran di depan mata," seru @PeduliJambi di media sosial.
Dengan kondisi ini, publik menantang Gubernur Jambi dan kepala daerah yang baru dilantik untuk mengambil sikap tegas. Apakah berani menindak pejabat yang lebih sibuk plesiran ketimbang kerja? Atau justru diam dan ikut menikmati "rombongan tepuk tangan" yang berangkat hanya untuk menjilat dan cari muka?
Presiden Prabowo sudah menegaskan bahwa anggaran perjalanan dinas harus dipangkas untuk efisiensi negara. Tapi di Jambi, pejabat justru berbondong-bondong ke Jakarta tanpa alasan yang jelas.
Sekarang rakyat menunggu: akankah ini dibiarkan atau akan ada tindakan tegas? Atau jangan-jangan pejabat daerah ini merasa kebal dan terus seenaknya menghabiskan uang rakyat?
Add new comment