Jambi – Awal Desember 2024, sejumlah harga kebutuhan pokok di pasar tradisional Kota Jambi mengalami fluktuasi tajam, terutama pada komoditas seperti cabai rawit, cabai setan, dan bawang merah. Perubahan harga ini menciptakan dinamika yang dirasakan baik oleh pedagang maupun konsumen, di tengah tantangan cuaca dan pasokan yang tidak stabil.
Di Pasar Angso Duo, harga cabai rawit turun drastis dari Rp24.000 menjadi Rp16.000 per kilogram. Yandi, seorang pedagang setempat, menyebutkan bahwa penurunan ini dipicu oleh penurunan kualitas dan keterlambatan pasokan barang akibat cuaca yang tak menentu.
"Kualitas barang menurun, pasokan datang lambat, itu sebabnya harga turun," jelas Yandi pada Rabu (4/12).
Hal serupa terjadi pada cabai setan, yang harganya merosot dari Rp40.000 menjadi Rp26.000–Rp28.000 per kilogram. Namun, Yandi menambahkan bahwa harga cabai bisa berfluktuasi setiap hari, tergantung jumlah pasokan yang masuk dan kondisi barang.
"Jika pasokan melimpah, harga bisa turun cepat. Sebaliknya, jika pasokan terbatas, harga melonjak," tambahnya.
Berbeda dengan cabai, harga bawang putih relatif stabil di Pasar Angso Duo, berkisar antara Rp38.000 hingga Rp40.000 per kilogram sejak November. Namun, di Pasar Aurduri, harga bawang putih naik menjadi Rp42.000 per kilogram.
Sementara itu, bawang merah menunjukkan lonjakan tajam. Di Pasar Angso Duo, harga naik dari Rp25.000–Rp26.000 menjadi Rp32.000–Rp34.000 per kilogram.
Kartini, seorang pedagang bawang, menyebut bahwa kenaikan ini disebabkan oleh berkurangnya pasokan dari daerah penghasil. "Pasokan menurun, jadi harga naik. Kondisi ini mulai terasa beberapa hari terakhir," ujarnya.
Di Pasar Aurduri, harga bawang merah bahkan lebih tinggi, mencapai Rp41.000 per kilogram. Suryani, pedagang di pasar tersebut, mengungkapkan bahwa harga kedua jenis bawang terus merangkak naik. "Bawang merah Rp41.000, bawang putih Rp42.000 per kilogram," ungkapnya.
Fluktuasi harga sembako di Kota Jambi kali ini didominasi oleh faktor cuaca dan kelancaran pasokan. Musim hujan dengan intensitas tinggi mengganggu distribusi barang, sementara pasokan dari daerah penghasil mengalami penurunan.
Bagi pedagang, situasi ini menjadi tantangan besar, terutama dalam menjaga stok barang dengan harga yang terjangkau bagi konsumen. Di sisi lain, konsumen harus beradaptasi dengan perubahan harga yang tidak menentu.
Menjelang akhir tahun, kebutuhan masyarakat biasanya meningkat, sehingga kestabilan harga sembako menjadi krusial. Diharapkan pemerintah daerah dan para distributor dapat bekerja sama mencari solusi untuk menjaga harga tetap terkendali.
Kestabilan harga tidak hanya meringankan beban konsumen, tetapi juga memberikan kepastian bagi pedagang dalam menjalankan usaha mereka. Langkah strategis diperlukan untuk mengurangi dampak buruk dari kondisi cuaca dan distribusi yang terganggu. (*).
Add new comment