MUARATEBO – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024 di Kabupaten Tebo tercatat mengalami penurunan tajam dalam partisipasi pemilih. Menurut Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tebo, tingkat partisipasi yang hanya mencapai 69,5 persen jauh di bawah target yang sebelumnya dipatok di atas 80 persen.
Ketua KPU Kabupaten Tebo, Atiul Fuadiyah, menyebutkan bahwa meskipun sudah ada berbagai upaya sosialisasi dan pendekatan langsung kepada masyarakat, hasil yang dicapai masih belum menggembirakan. Angka partisipasi yang turun signifikan dari Pilkada 2020 dan Pemilu Legislatif (Pileg) sebelumnya ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi KPU
"Ini menjadi PR besar bagi kami untuk mencari tahu alasan mengapa banyak pemilih yang tidak datang ke TPS," ujar Atiul pada Rabu (4/12/2024).
KPU Kabupaten Tebo telah menggelar berbagai kegiatan sosialisasi, mulai dari kunjungan langsung ke masyarakat, seminar di sekolah, hingga kampanye di perguruan tinggi. Namun, meskipun telah berusaha maksimal, tingkat kehadiran pemilih masih jauh dari harapan.
“Kami sudah berusaha keras, namun partisipasi masyarakat belum memenuhi harapan. Sosialisasi sudah dilakukan secara menyeluruh, tapi tampaknya ada hal lain yang menghalangi keinginan masyarakat untuk datang ke TPS,” jelas Atiul.
Penurunan partisipasi pemilih ini menggugah perhatian banyak pihak. Beberapa faktor yang diduga menyebabkan rendahnya antusiasme pemilih antara lain adalah keengganan untuk berpartisipasi dalam proses demokrasi, kurangnya informasi yang efektif mengenai pentingnya Pilkada, hingga kesibukan sehari-hari yang menghalangi masyarakat untuk datang ke TPS.
Sejumlah kalangan juga menilai bahwa kurangnya pendidikan politik dan ketidakpercayaan terhadap hasil Pilkada bisa menjadi faktor lain yang mempengaruhi rendahnya partisipasi.
Mengingat rendahnya angka partisipasi, KPU Kabupaten Tebo berencana untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan Pilkada 2024. Berbagai langkah akan dipertimbangkan untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pemilu mendatang
"Ke depan, kami akan mengevaluasi apa yang kurang dan bagaimana langkah yang lebih tepat untuk meningkatkan partisipasi pemilih," ujar Atiul menambahkan.
KPU berharap dapat menemukan metode yang lebih efektif guna mendekatkan pemilih dengan TPS serta menumbuhkan kesadaran politik di kalangan masyarakat. Jika tidak segera diatasi, rendahnya partisipasi pemilih dapat merugikan legitimasi hasil Pilkada itu sendiri.
Sebagai langkah awal, KPU Kabupaten Tebo juga berencana melakukan perbaikan dalam teknik sosialisasi dan memperkuat jaringan komunikasi dengan komunitas dan tokoh masyarakat untuk membangkitkan kembali rasa percaya masyarakat terhadap proses pemilihan umum.
Meski berbagai upaya telah dilakukan, penurunan partisipasi dalam Pilkada 2024 ini menggambarkan adanya tantangan besar bagi KPU dan pemerintah daerah dalam membangun kepercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi. Diharapkan langkah-langkah evaluasi yang akan diambil bisa menjadi titik awal untuk menciptakan Pilkada yang lebih partisipatif di masa depan.(*)
Add new comment