Di sore yang seharusnya tenang pada Minggu, 23 Juni 2024, sekitar pukul 17:40 WIB, warga Kelurahan Tebing Tinggi, Kecamatan Tebo Tengah, Kabupaten Tebo, dikejutkan oleh kebakaran hebat yang melanda sebuah rumah. Api yang tiba-tiba muncul akibat arus pendek listrik atau konsleting listrik dengan cepat melahap habis rumah tersebut, meninggalkan kerugian materi yang mencapai ratusan juta rupiah.
Habibi, Kabid Damkar Tebo, menjelaskan bahwa percikan api yang disebabkan oleh konsleting listrik segera membesar dan tidak terkendali. "Korban jiwa tidak ada, namun korban materi sekitar ratusan juta rupiah," kata Habibi. Dalam insiden ini, rumah beserta barang-barang berharga di dalamnya, termasuk motor, alat organ, dan delapan tabung gas, ikut hangus terbakar.
Rumah yang terbakar tersebut milik seorang warga bernama Parwito. Saat api mulai menyala, Parwito berusaha memadamkannya dengan cara manual. Namun, usahanya sia-sia karena api dengan cepat membesar, menghanguskan rumahnya. Situasi semakin kacau ketika warga sekitar berbondong-bondong datang ke lokasi kejadian. Lokasinya yang berada di pinggir jalan lintas Tebo-Jambi membuat banyak orang berkumpul, menambah kerumunan dan kepanikan.
Laporan kebakaran diterima oleh Pos Damkar Tebo Tengah pada pukul 18:07 WIB. Hanya dalam waktu delapan menit, pada pukul 18:15 WIB, personil dan armada pemadam kebakaran tiba di lokasi. Meskipun respon cepat ini membantu mencegah penyebaran api ke rumah-rumah lain, rumah Parwito sudah dalam kondisi yang sulit diselamatkan.
Warga sekitar yang menyaksikan peristiwa tersebut mengungkapkan rasa prihatin mereka. Beberapa di antara mereka berusaha membantu dengan cara seadanya sebelum petugas pemadam kebakaran tiba. "Kami semua panik. Api begitu cepat menyebar. Beberapa dari kami mencoba membantu dengan ember dan air, tapi api terlalu besar," ujar seorang warga yang tidak ingin disebutkan namanya.
Tragedi ini mengingatkan kita akan pentingnya kewaspadaan terhadap bahaya kebakaran, terutama yang disebabkan oleh konsleting listrik. Banyak rumah di daerah tersebut masih menggunakan instalasi listrik yang mungkin sudah tua atau tidak terawat dengan baik, sehingga meningkatkan risiko kebakaran.
Pemerintah setempat, melalui Kabid Damkar, mengimbau masyarakat untuk lebih memperhatikan kondisi instalasi listrik di rumah masing-masing. "Kami menghimbau agar warga rutin memeriksa instalasi listrik di rumah dan segera memperbaiki jika ada yang rusak atau terlihat tidak aman. Keselamatan bersama harus menjadi prioritas," tegas Habibi.
Selain itu, pelatihan dan sosialisasi mengenai cara penanganan kebakaran dan penggunaan alat pemadam api ringan (APAR) diharapkan dapat dilakukan lebih sering. Langkah-langkah preventif ini diharapkan dapat mengurangi risiko kebakaran di masa depan dan meningkatkan kesiagaan warga dalam menghadapi situasi darurat.
Di akhir hari, meskipun tidak ada korban jiwa, kerugian materi yang besar dan trauma psikologis yang dialami oleh Parwito dan keluarganya menjadi pengingat pahit akan bahaya yang selalu mengintai jika kita lengah. Tragedi kebakaran di Kelurahan Tebing Tinggi ini akan terus menjadi cerita yang mengajarkan pentingnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman kebakaran.
Add new comment