Dua Wajah Amrizal, Kisah Sebuah Ijazah dan Identitas yang Ternoda

Oleh: jambi1
Pada : WIB
Rubrik
Berita
IST

Di sebuah kebun sawit yang luas di Indragiri Hulu, Provinsi Riau, seorang pria sederhana bernama Amrizal menjalani hidupnya sebagai buruh tani. Setiap akhir pekan, ia pulang ke rumah, merawat keluarga kecilnya, dan menikmati kedamaian yang sederhana. Namun, kedamaian itu terguncang ketika satu surat misterius datang menghampiri kehidupannya.

Surat itu, yang tiba dari SMPN 1 Bayang, Sumatera Barat, di mana Amrizal menyelesaikan pendidikannya pada tahun 1990, membawa berita yang mengejutkan: ijazahnya, yang sangat berharga baginya, diduga telah disalahgunakan oleh seseorang yang tidak pernah ia kenal. Lebih parah lagi, orang itu bukanlah sembarang individu, melainkan oknum anggota DPRD.

Amrizal, yang lahir di Kapujan pada 12 April 1974, tak pernah membayangkan bahwa identitasnya bisa dicuri dengan begitu mudah. Dengan penuh kebingungan dan amarah, ia menatap ijazah aslinya yang masih tersimpan rapi di dalam lemari. Di atas kertas itu, tercatat namanya dengan nomor seri STTB 537, yang menjadi saksi bisu dari perjuangannya menyelesaikan pendidikan di SMP Muhammadiyah Bayang.

Kasus ini mulai terkuak ketika Polda Jambi menerima laporan pengaduan tentang dugaan tindak pidana pemalsuan ijazah.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jambi, Kombes Pol Andri Ananta Yudhistira, menyatakan bahwa penyelidikan sedang berlangsung dan tidak akan dihentikan sampai semua bukti-bukti terkumpul.

"Prosesnya tidak atau belum kita hentikan, kita akan terus mencari bukti-bukti dan keterangan-keterangan tambahan," ujarnya.

Pada Rabu, 21 Agustus 2024, Amrizal asli hadir di Polda Jambi. Ia membawa ijazahnya yang telah lama ia simpan sebagai bukti bahwa identitas yang dicuri itu memang miliknya. Di hadapan penyidik, ia mengklarifikasi bahwa ijazah tersebut benar-benar miliknya, yang diperoleh setelah menyelesaikan pendidikan di SMP Muhammadiyah Bayang, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.

"Awak tamat SMPN 1 Bayang tahun 90, dari SMP Muhammadiyah yang gabung ujiannya," ujar Amrizal dengan nada kesal.

Bagaimana mungkin identitasnya bisa dipakai oleh orang lain tanpa sepengetahuannya?

Rasa herannya semakin memuncak ketika ia mengetahui bahwa ada oknum anggota DPRD telah menggunakan ijazah itu selama bertahun-tahun, bahkan sebelum ia mengetahui ada yang salah.

"Awak terkejut sajo kan, anggota DPRD ini makai ijazah namo awak. Yang bermasalah dia, awak dak mau dibawa-bawa," tambahnya, menunjukkan betapa tidak masuk akalnya situasi ini.

Sementara itu, penyidik terus bekerja keras untuk mengumpulkan bukti tambahan yang dapat mengubah status penyelidikan menjadi penyidikan. Jika bukti-bukti tersebut terbukti cukup, maka perjalanan karier politik Amrizal anggota DPRD yang selama ini tampak mulus mungkin akan terhenti oleh skandal ini.(*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network