Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jambi, dr. Maulana dan Diza Aljosha, memprioritaskan revitalisasi pasar tradisional dalam program Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Mereka berkomitmen menciptakan pasar modern yang nyaman, tetapi tetap mempertahankan ciri khas budaya lokal untuk menggerakkan ekonomi rakyat dan memperkuat sektor UMKM di Kota Jambi.
Di tengah dinamika ekonomi yang semakin menantang, pasar tradisional tetap menjadi pusat kehidupan masyarakat, terutama bagi kelas menengah dan bawah. Memahami pentingnya peran pasar tradisional, pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jambi, dr. Maulana dan Diza Aljosha, mengusung revitalisasi pasar sebagai salah satu prioritas utama dalam rencana besar mereka untuk menciptakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Melalui proyek ini, mereka berkomitmen untuk menghidupkan kembali denyut ekonomi rakyat, menggabungkan modernisasi dengan pelestarian nilai-nilai budaya yang menjadi identitas Kota Jambi.
Revitalisasi Pasar: Jantung Ekonomi yang Hidup
Maulana menyadari betul bahwa pasar bukan hanya sekadar tempat jual beli barang. Pasar tradisional memiliki makna lebih dari itu—pasar adalah pusat aktivitas sosial dan ekonomi, tempat interaksi lintas generasi, dan sumber penghidupan bagi ribuan keluarga. Dalam konteks inilah, pasar tradisional menjadi denyut nadi kehidupan masyarakat.
"Pasar bukan hanya tentang transaksi ekonomi. Ini adalah tempat di mana masyarakat bertemu, berinteraksi, dan membangun kehidupan mereka. Kami tidak hanya ingin mempercantik pasar, tetapi kami ingin menciptakan ruang yang nyaman, modern, namun tetap berpegang pada akar budaya kita," ujar Maulana, dengan penuh semangat saat menjelaskan visi besar ini.
Rencana revitalisasi pasar yang diusung Maulana-Diza akan mencakup beberapa pusat perdagangan penting di Kota Jambi, seperti pasar di Jl. W.R. Supratman hingga Ir. Sutami. Penataan ulang ini dilakukan dengan tetap mempertahankan keunikan dan ciri khas pasar tradisional yang sudah lama menjadi bagian dari identitas kota. Maulana-Diza menekankan bahwa mereka tidak ingin kehilangan sentuhan lokal dalam proses modernisasi. Pasar yang ramai dengan suasana kekeluargaan, suara pedagang yang memanggil pembeli, dan keberagaman produk lokal akan tetap menjadi daya tarik utama.
Pasar yang Lebih Nyaman dan Modern
Revitalisasi yang direncanakan tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada peningkatan kualitas pelayanan dan manajemen pasar. Maulana-Diza ingin menciptakan pasar yang lebih ramah bagi semua pihak, baik bagi pedagang maupun pembeli. Mereka ingin memastikan bahwa pasar-pasar di Kota Jambi memiliki fasilitas yang memadai, seperti area parkir yang lebih baik, akses yang lebih mudah, serta sistem sanitasi yang lebih bersih.
“Kami ingin pedagang merasa nyaman dan aman dalam berjualan, dan pembeli merasa senang datang ke pasar,” tambah Maulana. "Dengan manajemen yang lebih baik, sistem keamanan yang diperkuat, serta sanitasi yang terjaga, kami yakin pasar tradisional akan menjadi tempat yang lebih menarik untuk dikunjungi."
Salah satu terobosan yang direncanakan Maulana-Diza adalah pengenalan teknologi digital di pasar-pasar tradisional. Mereka berencana memperkenalkan sistem transaksi non-tunai yang dapat mempermudah pembeli dan pedagang dalam bertransaksi. Teknologi ini tidak hanya akan memodernisasi proses jual beli, tetapi juga membantu pelaku UMKM untuk lebih terintegrasi dengan ekonomi digital yang semakin berkembang.
Pusat Penggerak UMKM
Maulana-Diza tidak hanya melihat revitalisasi pasar ini sebagai upaya membangun infrastruktur semata, tetapi juga sebagai langkah strategis untuk menggerakkan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Pasar tradisional merupakan tempat berjualan utama bagi banyak UMKM di Jambi, dan keberadaan pasar yang modern dan tertata baik akan menjadi katalis bagi perkembangan sektor ini.
"Kami ingin memastikan bahwa UMKM memiliki tempat yang layak dan mendukung pertumbuhan bisnis mereka," jelas Diza. Pasangan ini berkomitmen untuk menciptakan ekosistem bisnis yang mendorong UMKM berkembang, mulai dari peningkatan kualitas produk, hingga perluasan akses pasar melalui digitalisasi.
Tidak hanya itu, Maulana-Diza juga berencana mengadakan pelatihan dan pendampingan bagi para pedagang pasar agar mereka dapat lebih siap menghadapi tantangan ekonomi yang semakin kompetitif. Dengan dukungan pemerintah dalam bentuk pelatihan manajemen bisnis, akses permodalan, dan teknologi, para pedagang di pasar tradisional diharapkan dapat meningkatkan pendapatan mereka dan memperkuat ekonomi keluarga.
Menjaga Karakter dan Identitas Lokal
Meski Maulana-Diza berambisi untuk memodernisasi pasar-pasar di Kota Jambi, mereka juga menegaskan pentingnya menjaga karakter lokal yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Jambi. Dalam setiap langkah revitalisasi, mereka berkomitmen untuk tetap mempertahankan suasana pasar tradisional yang khas dengan keunikan produk lokal dan interaksi sosial yang hangat di antara pedagang dan pembeli.
"Pasar tradisional adalah cerminan identitas kita. Revitalisasi ini tidak akan menghapus ciri khas lokal yang membuat pasar-pasar kita istimewa. Sebaliknya, kami akan memperkuat aspek-aspek ini, sehingga pengunjung pasar tetap bisa merasakan suasana yang autentik," ujar Maulana.
Dalam pandangan Maulana-Diza, pasar-pasar yang dihidupkan kembali ini tidak hanya akan menjadi tempat bagi kegiatan ekonomi, tetapi juga sebagai ruang untuk melestarikan budaya lokal, tempat di mana produk-produk khas Jambi dapat dipasarkan dan dikenal lebih luas. Mereka berencana menjadikan pasar sebagai salah satu destinasi wisata kota yang menawarkan pengalaman otentik bagi para wisatawan.
Dampak Ekonomi yang Lebih Luas
Proyek revitalisasi pasar ini diharapkan tidak hanya berdampak positif bagi pelaku UMKM, tetapi juga bagi perekonomian Kota Jambi secara keseluruhan. Dengan pasar-pasar yang lebih nyaman dan modern, Maulana-Diza yakin bahwa jumlah pengunjung akan meningkat, yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan sektor-sektor lain seperti transportasi, jasa, dan kuliner.
Dengan optimisme yang besar, Maulana-Diza melihat revitalisasi pasar sebagai bagian integral dari visi mereka untuk membangun Jambi yang lebih maju dan sejahtera. Mereka percaya bahwa ekonomi rakyat harus menjadi pilar utama dalam pembangunan, dan revitalisasi pasar tradisional adalah salah satu cara untuk mewujudkan hal itu.
"Kami ingin Jambi menjadi kota yang modern tanpa melupakan akarnya. Pasar-pasar tradisional yang dihidupkan kembali ini akan menjadi simbol kebangkitan ekonomi rakyat yang berkelanjutan," pungkas Maulana.
Dengan revitalisasi pasar sebagai motor penggerak ekonomi lokal, Maulana-Diza siap membawa Kota Jambi menuju masa depan yang lebih cerah, di mana setiap lapisan masyarakat dapat merasakan manfaat dari pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. (*)
Add new comment