Di balik jeruji besi, Hafif (22), salah satu tersangka pembunuhan driver Maxim, Risdianto (47), harus merelakan kaki kanannya diamputasi. Perlawanan Hafif saat ditangkap petugas berujung pada tindakan tegas dan terukur dari polisi, yang akhirnya memaksanya menjalani amputasi.
Perlawanan yang Berujung Tragis
Pada malam penangkapan, Hafif yang masih berstatus mahasiswa aktif di Provinsi Jambi, melakukan perlawanan sengit. Polisi, yang tidak ingin mengambil risiko, menembak kakinya. Tembakan tersebut, yang awalnya dimaksudkan untuk melumpuhkan, akhirnya berujung pada keputusan medis untuk mengamputasi kaki kanan Hafif hingga ke lutut. "Kami menunggu kesehatannya pulih yang sekarang masih dalam tahanan kita dan masih ada dari Bidokkes melakukan pengecekan terhadap kesehatannya," ujar AKP Irwan, Kanit Jatanras Ditreskrimum Polda Jambi.
Kronologi Penangkapan
Kisah tragis ini berawal dari hilangnya Risdianto, warga Kelurahan Payo Lebar, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, yang dilaporkan hilang pada 9 April 2024 setelah pamit bekerja sebagai driver Maxim. Lima hari kemudian, jasad Risdianto ditemukan di kawasan Jalan Ness, Kabupaten Muaro Jambi. Penemuan jasad ini membuka tabir kelam yang mengarah pada penangkapan tiga tersangka: Agam (19), Hafif, dan R yang berperan sebagai penadah mobil korban.
Proses Hukum Berlanjut
Hafif kini berada dalam tahanan polisi, menunggu kesehatannya pulih pasca-amputasi. Sementara itu, proses hukum terus berjalan. Berkas perkara Hafif dan Agam sudah memasuki tahap pertama dan menunggu balasan dari jaksa. Sedangkan tersangka R telah dilimpahkan ke kejaksaan. "Satu tersangka sudah kita limpahkan atau tahap II ke pihak kejaksaan," tambah AKP Irwan.
Kasus ini mengguncang masyarakat Jambi, yang tak hanya berduka atas kehilangan Risdianto tetapi juga terkejut dengan nasib tragis Hafif. Langkah tegas polisi mendapat berbagai reaksi, mulai dari dukungan hingga kritikan. Bagi keluarga korban, tindakan ini dianggap sebagai bentuk keadilan yang harus ditegakkan.
Amputasi kaki Hafif menambah dimensi baru dalam tragedi pembunuhan driver Maxim. Ini bukan hanya soal penegakan hukum, tetapi juga tentang implikasi serius dari tindakan kriminal dan upaya perlawanan terhadap aparat. Di tengah proses hukum yang berjalan, masyarakat Jambi menunggu akhir dari cerita ini, berharap keadilan benar-benar ditegakkan untuk semua pihak yang terlibat.(*)
Add new comment