Longsor Mengancam di Kabupaten Kerinci: Warga Siulak Deras Meminta Perhatian Serius Pemerintah

Oleh: jambi1
Pada : WIB
Rubrik
Daerah
Ilustrasi Jambi Satu

Pagi itu, hujan deras membasahi Kabupaten Kerinci. Langit kelabu memayungi Tanah Longsor Kelurahan Siulak Deras, sementara suara gemuruh air hujan menciptakan suasana mencekam. Di tengah keheningan yang menyelimuti, sebuah peristiwa yang sudah sering terjadi kembali mengancam. Longsor.

Reni, seorang warga Kayu Aro, melintasi jalan nasional yang membelah Siulak Deras. Jalan yang sudah akrab dengan kerikil dan material longsor itu membuat jantungnya berdebar lebih kencang. "Setiap kali melintas, saya selalu cemas dan khawatir. Takut terjadi longsor," ungkapnya, saat ditemui di rumahnya yang sederhana namun penuh kehangatan.

Reni bukan satu-satunya yang merasakan ketakutan ini. Warga Siulak Deras, yang selama bertahun-tahun hidup berdampingan dengan ancaman longsor, kini merasa semakin tertekan. Setiap kali hujan deras, material koral dari perbukitan sekitar selalu turun menutupi jalan. Beberapa kali, kendaraan roda empat terjebak dalam longsoran, menciptakan kepanikan di tengah derasnya hujan.

"Jalan di Siulak Deras ini memang butuh perhatian pemerintah," lanjut Reni, suaranya mengandung harapan dan keputusasaan yang bercampur aduk. "Kondisi jalan bertambah bergelombang, dan saat hujan, longsor selalu terjadi."

Di balik kekhawatiran warga, Dinas PUPR Kerinci, Kapolres Kerinci, dan pihak Balai Jalan Nasional tak tinggal diam. Mereka meninjau langsung lokasi pasca bencana di dua titik jalan yang mengalami longsor. Mereka datang, meneliti, dan berjanji akan melakukan penanganan.

“Ya, untuk beberapa titik longsor di wilayah mudik sudah kita tinjau kondisinya. Dua titik pasca tanah longsor di Siulak. Di sana kita saling koordinasi dengan pihak balai untuk melakukan penanganan,” ujar Maya, seorang petugas Dinas PUPR Kerinci, yang tak kenal lelah menghadapi ancaman alam ini.

Namun, peninjauan saja tak cukup. Penanganan sementara memang sudah dilakukan, baik oleh pihak kabupaten, balai, maupun provinsi, tapi warga Siulak Deras butuh kepastian. "Untuk penanganan pembangunannya ada di PUPR Kerinci, Balai, dan Provinsi. Namun kita tetap berkoordinasi dengan pihak terkait," tandas Maya, berusaha menenangkan hati warga yang gundah.

Ancaman longsor bukan hanya soal keselamatan. Ini tentang kehidupan sehari-hari yang terganggu, tentang ekonomi lokal yang terhambat, dan tentang ketakutan yang selalu menghantui setiap kali awan kelabu menggantung di langit Kerinci.

Kisah Reni dan warga Siulak Deras adalah cerminan dari perjuangan manusia melawan kekuatan alam yang tak bisa dikendalikan. Mereka berharap, suatu hari nanti, jalan yang selalu mengancam itu akan berubah menjadi jalan yang aman. Mereka berharap, pemerintah akan menepati janjinya untuk memberikan perhatian lebih serius.

Dalam heningnya malam yang dihiasi bintang-bintang, Reni menatap langit. Doanya mengalir bersama angin malam, berharap akan ada tindakan nyata yang membuat tanah longsor di Siulak Deras tinggal kenangan.(*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network