Di tengah riak sungai yang tenang dan hijaunya hamparan hutan tropis, terletak sebuah kabupaten yang kaya akan sejarah dan budaya. Kabupaten Batanghari, salah satu kabupaten tertua di Provinsi Jambi, memegang peran penting dalam perjalanan panjang sejarah wilayah ini. Dengan segala keunikan dan kekayaan alamnya, Batanghari adalah saksi bisu dari berbagai peristiwa penting yang membentuk identitas Jambi.
Kabupaten Batanghari didirikan pada masa kolonial Belanda. Nama Batanghari sendiri diambil dari nama sungai besar yang mengalir melintasi wilayah ini, Sungai Batanghari. Sungai ini menjadi urat nadi kehidupan masyarakat, menyediakan air untuk pertanian, perikanan, dan menjadi jalur transportasi utama sejak zaman dahulu.
Pada masa penjajahan Belanda, wilayah Batanghari dikenal sebagai salah satu pusat administrasi dan perdagangan. Kedatangan Belanda membawa perubahan signifikan dalam struktur sosial dan ekonomi masyarakat. Infrastruktur mulai dibangun, dan wilayah ini berkembang menjadi pusat perdagangan karet dan hasil hutan lainnya.
Kabupaten Batanghari dibentuk melalui Peraturan Komisaris Pemerintah Pusat di Bukit Tinggi Nomor 81/Kom/U pada tanggal 30 November 1948. Awalnya, pusat pemerintahan berada di Kota Jambi. Namun, pada tahun 1963, pusat pemerintahan dipindahkan ke Kenali Asam, yang terletak sekitar 10 km dari Kota Jambi. Kemudian, pada tahun 1979, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1979, ibu kota kabupaten dipindahkan dari Kenali Asam ke Muara Bulian, yang berjarak 64 km dari Kota Jambi, dan tetap berada di sana hingga saat ini.
Batanghari telah mengalami dua kali pemekaran. Pertama, berdasarkan UU No. 7 Tahun 1965, wilayah ini dimekarkan menjadi dua daerah tingkat II: Kabupaten Batanghari dengan ibu kota Kenali Asam dan Kabupaten Tanjung Jabung dengan ibu kota Kuala Tungkal. Kemudian, sesuai dengan UU No. 54 Tahun 1999, Batanghari kembali dimekarkan menjadi dua kabupaten, yaitu Kabupaten Batanghari dengan ibu kota Muara Bulian dan Kabupaten Muaro Jambi dengan ibu kota Sengeti.
Kabupaten Batanghari tidak hanya penting karena usianya yang tua, tetapi juga karena perannya dalam sejarah politik dan budaya Jambi. Wilayah ini menjadi tempat bertemunya berbagai kebudayaan, mulai dari kebudayaan Melayu, Islam, hingga pengaruh kolonial Eropa.
Di Batanghari, jejak-jejak masa lalu masih bisa ditemukan dalam berbagai bentuk. Beberapa situs bersejarah, seperti bangunan kolonial, masjid tua, dan makam-makam raja, menjadi bukti nyata dari perjalanan panjang kabupaten ini. Setiap sudut Batanghari seolah menyimpan cerita yang menunggu untuk diceritakan kembali.
Kebudayaan Batanghari sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Melayu dan Islam. Masyarakat Batanghari terkenal dengan adat istiadat dan tradisi yang kaya. Salah satu tradisi yang masih dijaga hingga kini adalah upacara adat pernikahan Melayu, yang penuh dengan simbol dan makna.
Selain itu, seni tari dan musik tradisional juga menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Batanghari. Tari Zapin dan musik gambus sering dipentaskan dalam berbagai acara adat dan festival budaya, memperkaya khazanah budaya Jambi.
Batanghari juga dikenal dengan kekayaan alamnya. Wilayah ini memiliki hutan tropis yang luas, yang menjadi habitat bagi berbagai flora dan fauna. Pertanian dan perkebunan, terutama karet dan kelapa sawit, menjadi sektor ekonomi utama bagi masyarakat.
Batanghari terkenal dengan hasil tambangnya dan memiliki potensi besar dalam sektor pertanian dan perkebunan, terutama karet dan kelapa sawit. Selain itu, potensi wisata alam dan budaya juga sangat besar, dengan hutan tropis yang luas, seni dan budaya lokal yang kaya, serta berbagai situs bersejarah yang menarik untuk dikunjungi.
Kabupaten Batanghari memiliki berbagai warisan budaya yang kaya. Beberapa seni pertunjukan dan ritus-ritus di masyarakat, seperti Badadung, Bakohak, dan Tapa Malenggang, siap diajukan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB). Selain itu, ada adat ritual dalam pesta perkawinan di Kecamatan Mersam yang dikenal sebagai Ngarak Garudo, yang juga sedang diusulkan untuk menjadi WBTB.
Sungai Batanghari adalah sungai terpanjang di Sumatra dengan panjang sekitar 800 km, mengalir melalui beberapa daerah di Provinsi Jambi dan Sumatra Barat. Sungai ini memiliki peran penting dalam sejarah dan peradaban Melayu, menjadi jalur transportasi utama dan sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar. Sungai Batanghari juga menjadi salah satu ikon pariwisata Kabupaten Batanghari, meskipun karena kedalamannya dan aliran air yang deras, tidak disarankan untuk berenang di sana.
Sungai Batanghari, yang mengalir sepanjang kabupaten ini, tidak hanya menjadi sumber kehidupan tetapi juga potensi wisata yang besar. Wisata sungai, dengan perahu tradisional, menawarkan pengalaman unik untuk menikmati keindahan alam dan kehidupan masyarakat di sepanjang tepi sungai.
Meskipun memiliki potensi yang besar, Batanghari juga menghadapi berbagai tantangan. Deforestasi dan kerusakan lingkungan menjadi isu yang harus diatasi. Selain itu, modernisasi dan perkembangan infrastruktur perlu diimbangi dengan pelestarian budaya dan lingkungan.
Namun, dengan perencanaan yang matang dan dukungan dari berbagai pihak, Batanghari memiliki peluang besar untuk berkembang. Pengembangan sektor pariwisata berbasis alam dan budaya, serta pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, adalah kunci untuk masa depan yang lebih baik.
Kabupaten Batanghari, dengan segala kekayaan sejarah dan budayanya, adalah cerminan dari perjalanan panjang Jambi. Dari masa kolonial hingga masa kini, Batanghari terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan zaman. Setiap langkah maju yang diambil, setiap tradisi yang dijaga, adalah bagian dari upaya menjaga identitas dan warisan leluhur.
Menelusuri Batanghari adalah menelusuri jejak sejarah Jambi. Di sini, kita dapat belajar tentang kekuatan dan ketahanan masyarakat, tentang bagaimana mereka menjaga tradisi sambil terus beradaptasi dengan dunia modern. Batanghari adalah simbol dari semangat dan kebanggaan Jambi, sebuah kabupaten yang akan terus berdiri teguh di tengah perubahan zaman.
Dengan segala cerita dan keunikan yang dimilikinya, Batanghari mengundang siapa saja untuk datang dan merasakan sendiri kekayaan sejarah dan budayanya. Kabupaten tertua di Jambi ini, dengan segala pesonanya, adalah permata yang terus bersinar di tengah kemajuan dan perkembangan provinsi ini.(*)
Add new comment