Konflik Gajah dan Warga di Tebo Memanas, Warga Harapkan Langkah Konkret BKSDA

Oleh: jambi1
Pada : WIB
Rubrik
Berita
IST

TEBO – Konflik antara masyarakat dan kawanan gajah semakin memanas di Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi. Selain kerusakan lahan, insiden tragis juga terjadi, dengan seorang warga tewas akibat serangan gajah, serta kasus kematian gajah akibat sengatan listrik. Konflik ini telah menjadi perhatian serius berbagai pihak.

Sekretaris Daerah (Sekda) Tebo, Teguh Arhadi, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerima laporan lisan terkait permasalahan tersebut. Namun, hingga saat ini, laporan resmi dari tingkat kecamatan belum diterima untuk langkah penanganan lebih lanjut.

"Kami masih menunggu laporan tertulis dari pihak kecamatan untuk menentukan langkah yang tepat. Namun, kami mengimbau masyarakat agar tidak melakukan tindakan kekerasan terhadap gajah karena hewan ini dilindungi," ujar Sekda Teguh, Jumat (15/11/2024).

Di Desa Lubuk Mandrasah Ulu, lebih dari dua hektare kebun sawit milik warga dilaporkan rusak akibat kawanan gajah yang masuk ke lahan mereka. Warga telah berupaya mengusir kawanan gajah dengan menggunakan petasan, namun hasilnya belum memadai.

"Kami sudah melapor ke Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi, tetapi belum ada tindakan konkret yang diambil," kata Azmi Asnawi, Kepala Desa Lubuk Mandrasah Ulu.

Kondisi semakin memprihatinkan setelah seorang warga bernama Darji (46), warga Desa Teluk Pandan Rambahan, Kecamatan Tebo Ulu, tewas diinjak gajah di kawasan perbatasan Desa Pinang Belai dan Desa Suo-suo.

Menurut Camat Serai Serumpun, Fatima, korban sempat dibawa ke Puskesmas Serai Serumpun untuk perawatan. Namun, luka serius yang dideritanya membuat nyawanya tidak tertolong.

"Darji mengalami luka parah dan meninggal dunia saat mendapatkan perawatan di puskesmas. Ini menjadi tragedi yang sangat menyedihkan," ujar Fatima.

Masyarakat kini sangat berharap agar pihak BKSDA segera turun tangan untuk menangani konflik ini. Menurut warga, upaya pengusiran yang mereka lakukan hanya menggunakan peralatan seadanya dan tidak cukup untuk mengatasi masalah.

"Kami hanya menggunakan alat seadanya, seperti petasan, tetapi tidak berhasil mengusir gajah-gajah ini. Kami mohon pihak BKSDA segera bertindak sebelum ada korban lain," ujar seorang warga.

Konflik ini mencerminkan perlunya pendekatan yang lebih komprehensif dan sinergi antara pemerintah daerah, BKSDA, dan masyarakat untuk menyelesaikan masalah ini. Warga menginginkan solusi yang tidak hanya melindungi mereka dari ancaman satwa liar, tetapi juga menjaga kelestarian habitat gajah yang semakin terancam.

Pemerintah Kabupaten Tebo juga menyatakan komitmennya untuk segera berkoordinasi dengan BKSDA dan pihak-pihak terkait agar konflik ini dapat diselesaikan dengan pendekatan yang tepat dan berkelanjutan. (*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network