Kabar mengejutkan datang dari SMPN 10 Kota Jambi, di mana puluhan pelajar kedapatan membawa minuman keras (miras) saat jam pelajaran. Kepala Dinas Pendidikan Kota Jambi, Mulyadi, mengaku belum mendapatkan laporan resmi terkait insiden ini dan akan segera mengambil tindakan untuk menyelidiki lebih lanjut.
"Kita belum mendapatkan informasi mengenai hal tersebut," ujar Mulyadi pada Kamis (24/10/2024). Dia menyatakan akan memanggil kepala sekolah untuk memberikan klarifikasi mengenai kejadian ini. "Nanti kita akan panggil kepala sekolah yang bersangkutan," tambahnya.
Selain itu, Mulyadi menyampaikan bahwa Dinas Pendidikan akan menurunkan tim investigasi ke SMPN 10 untuk mengecek kebenaran kasus ini. "Kita akan kirim Kabid dan pengawas untuk mengecek kebenaran kasus tersebut," ungkapnya. Langkah ini dilakukan untuk memastikan semua informasi yang beredar bisa diverifikasi dengan jelas.
Di sisi lain, pihak sekolah sudah mengambil tindakan awal dengan memanggil sejumlah wali murid dari para pelajar yang terlibat. Salah satu wali murid yang tidak ingin disebutkan namanya mengonfirmasi bahwa mereka telah dipanggil untuk diberikan arahan.
"Tadi pagi banyak wali murid yang dipanggil ke sekolah, hal ini karena ada pelajar yang kedapatan mabuk di jam pelajaran," ujar wali murid tersebut pada Kamis pagi (24/10/2024). Ia juga menambahkan bahwa pihak sekolah meminta agar wali murid tidak menyebarluaskan informasi ini. "Kita disuruh diam, jangan sampai ada yang tahu," ungkapnya.
Menurut keterangan seorang siswa yang mengetahui peristiwa tersebut, insiden miras ini terjadi pada Rabu (23/10/2024) saat jam istirahat sekolah. Pelajar dengan inisial P diduga membawa miras dalam botol Aqua ke sekolah, lalu mengajak beberapa pelajar lainnya untuk ikut minum di salah satu kelas.
"Mereka minum pas jam istirahat," ujar siswi tersebut pada Kamis (24/10/2024). Menurutnya, puluhan pelajar, baik laki-laki maupun perempuan, dari berbagai tingkatan kelas 7 hingga 9 ikut terlibat dalam pesta miras tersebut.
Siswi tersebut juga mengungkapkan bahwa para pelajar ini sering berkumpul bersama dan kemungkinan besar merupakan bagian dari sebuah kelompok atau "geng" di sekolah. "Mereka sering ngumpul, sepertinya mereka itu punya geng," jelasnya.(*)
Add new comment