KERINCI – Peringatan dini disampaikan dua lembaga sekaligus: BMKG Stasiun Depati Parbo dan BPBD Kabupaten Kerinci. Keduanya menegaskan bahwa kondisi cuaca sepanjang Desember 2025 berada pada fase yang harus diwaspadai, dengan potensi hujan lebat hampir setiap hari di wilayah Kerinci dan Kota Sungai Penuh.
Menurut BMKG, intensitas hujan yang sebelumnya tercatat 80,9 milimeter pada November melonjak drastis menjadi 100–200 milimeter pada Desember. Artinya, risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan longsor meningkat di hampir seluruh wilayah—mulai dari bantaran sungai, dataran rendah, hingga perbukitan yang menjadi jalur utama penghubung antar-kecamatan.
Kepala Stasiun BMKG Depati Parbo, Kurnia Ningsih, menjelaskan bahwa peningkatan curah hujan tahun ini dipengaruhi oleh gangguan atmosfer berskala luas, termasuk kemunculan Siklon Tropis di barat daya Sumatra.
“Meski tidak berdampak langsung seperti siklon sebelumnya, efek tidak langsungnya membuat awan hujan tumbuh cepat dan merata. Dalam seminggu ke depan (8–13 Desember), hujan intensitas sedang hingga lebat masih mendominasi wilayah Kerinci dan Sungai Penuh,” jelasnya.
Kurnia menambahkan bahwa potensi hujan seringkali datang tiba-tiba, termasuk pada pagi dan siang hari, yang selama bertahun-tahun biasanya lebih cerah.
Kepala BPBD Kerinci, Dedi Andrizal, mengingatkan masyarakat agar memperhatikan kondisi sekitar, terutama mereka yang tinggal di daerah rawan.
“Kami kembali imbau warga untuk siaga. Curah hujan tinggi membuat tanah mudah bergerak. Longsor bisa terjadi tanpa tanda-tanda panjang,” ujarnya.
Dalam beberapa hari terakhir, debit Sungai Batang Merao, Batang Merangin, dan anak-anak sungai lain juga meningkat. BPBD menegaskan bahwa pemantauan rutin dilakukan pada wilayah dengan potensi limpasan air.
Sejumlah desa di Kecamatan Sitinjau Laut, Gunung Raya, Air Hangat Barat, serta wilayah perbatasan Sungai Penuh–Kerinci disebut sebagai kawasan berisiko tinggi, terutama pada malam hari ketika intensitas hujan sulit diprediksi.
Pemerintah desa diminta mengaktifkan komunikasi darurat dan menyiapkan jalur evakuasi mandiri agar warga tidak menunggu instruksi ketika kondisi mengancam.
BMKG dan BPBD meminta masyarakat untuk:
• Menghindari aktivitas di bantaran sungai saat hujan.
• Tidak melintas di jalur perbukitan ketika hujan deras.
• Segera melapor jika melihat retakan tanah atau pergeseran tebing.
• Memantau prakiraan cuaca melalui kanal resmi BMKG.
Pemerintah daerah menegaskan bahwa koordinasi lintas-instansi terus berjalan untuk memperkuat kesiapsiagaan awal, mengingat cuaca ekstrem diprediksi berlangsung hingga awal tahun depan.(*)
Add new comment