Langit Magelang seperti ikut menyambut kegembiraan mahasiswa Universitas Jambi (UNJA) pada Jumat malam itu, 21 Oktober 2025. Di panggung megah Awards Night Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) Expo XVI, nama UNJA berkali-kali disebut. Bukan sekadar sebagai peserta, tetapi sebagai kampus yang mencatat sejarah baru: tiga medali sekaligus, dan menjadi satu-satunya perguruan tinggi dari Pulau Sumatera yang mampu meraihnya tahun ini.
Prestasi ini langsung disambut tepuk tangan panjang dari kontingen UNJA. Setelah melewati rangkaian seleksi pendanaan nasional hingga babak kompetisi penuh di Universitas Tidar (UNTIDAR), Magelang, kerja keras panjang itu akhirnya berbuah manis.
Dalam pengumuman resmi panitia KMI Expo XVI, UNJA membawa pulang:
- Juara 2 – Tim Moladambi pada kategori Industri Kreatif, Budaya, dan Pariwisata
- Juara 3 – Tim Ecopil pada kategori Manufaktur dan Teknologi Terapan
- Juara Harapan 2 – Ajang Kirab Budaya
Capaian ini menempatkan UNJA sejajar dengan kampus-kampus besar seperti Universitas Hasanuddin (UNHAS) dan Universitas Tidar (UNTIDAR). Di tingkat nasional, tak banyak kampus yang mampu meraih tiga penghargaan sekaligus—dan UNJA melakukannya dari tengah Sumatera.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UNJA, Prof. Dr. Fauzi Syam, S.H., M.H, tampak tak bisa menyembunyikan kebanggaannya.
“Alhamdulillah. Tahapan kompetisi ini sangat berliku dan panjang, mulai dari lolos seleksi pendanaan dari ribuan proposal hingga bersaing di KMI Expo yang diikuti sekitar 270 perguruan tinggi se-Indonesia. UNJA berhasil mengukir sejarah,” ujarnya.
Prof. Fauzi merinci dua tonggak penting yang berhasil dicapai:
Pertama, UNJA menjadi satu-satunya kampus di Sumatera yang meraih tiga medali.
Kedua, ini adalah kali pertama sejak KMI Expo digelar, UNJA mampu membawa pulang tiga penghargaan sekaligus.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Rektor UNJA, Prof. Dr. Helmi, S.H., M.H, yang disebut memberikan dukungan penuh terhadap ekosistem kewirausahaan kampus.
“Prestasi ini menunjukkan bahwa visi menjadikan UNJA sebagai World Class Entrepreneurship University bukan sekadar slogan. Ada kerja nyata, ada hasil,” tutup Prof. Fauzi.
Salah satu bintang UNJA tahun ini adalah Moladambi, produk kreatif yang menggabungkan budaya Jambi dengan sentuhan teknologi modern.
Dosen pembimbing, Dwi Kurniawan, S.E., M.M, menyebut perjalanan Moladambi ibarat marathon inovasi.
“Moladambi adalah produk kreatif yang menggabungkan unsur budaya Jambi dengan teknologi. Setelah meraih Juara I pada tahap awal di 2024, Moladambi kembali berprestasi pada tahap bertumbuh tahun 2025. Target kita, Moladambi bisa diproduksi massal pada 2027,” ujarnya.
Moladambi kini bergerak melampaui sekadar proyek kompetisi. Ia mulai menjalani peran sebagai artefak modern budaya Jambi — bisa dipamerkan, dijual, dan dipakai dunia pendidikan.
Tim lain yang tidak kalah cemerlang adalah Ecopil, sebuah inovasi manufaktur yang lahir dari kerja keras dan uji coba berkali-kali.
Dr. Yayuk Sriayudha, S.P., M.M, dosen pembimbing, mengungkapkan rasa bangganya.
“Prestasi ini adalah bukti nyata bahwa komitmen dan konsistensi anak-anak kita dalam menghadirkan inovasi yang berdampak akhirnya diakui secara nasional. Ecopil tumbuh dari ide, riset, pengembangan produk, uji coba, hingga diterima pasar,” katanya.
Harapannya, Ecopil tidak berhenti pada panggung kompetisi, tetapi menjadi produk yang terus hidup dan memberi manfaat lebih luas.
KMI Expo adalah barometer perkembangan kewirausahaan mahasiswa Indonesia. UNJA, dalam lima tahun terakhir, menjadi salah satu kampus dari luar Jawa yang paling konsisten mengirim inovasi kuat.
Capaian tiga medali tahun ini bukan kebetulan. Ia adalah hasil:
- ekosistem inkubasi bisnis yang mulai matang,
- keterlibatan dosen lintas disiplin,
- dukungan penuh pimpinan universitas,
- dan keberanian mahasiswa UNJA untuk menguji produknya di panggung nasional.
Sebagai satu-satunya kampus dari Sumatera yang meraih tiga penghargaan, UNJA menegaskan diri sebagai pusat pertumbuhan ide dan kreativitas.
Di balik sorak-sorai kemenangan itu, ada pesan yang jauh lebih besar: UNJA sedang bergerak. Dalam suasana kompetisi nasional yang ketat, kampus dari Jambi ini menunjukkan bahwa inovasi tak mengenal batas geografis.
Dengan prestasi ini, UNJA memperkuat komitmennya membangun ekosistem kewirausahaan yang kreatif, adaptif, dan relevan dengan tantangan masa depan.
Kemenangan di Magelang hanyalah awal. Tujuan berikutnya lebih tinggi: membawa inovasi UNJA menembus panggung internasional.(*)
Add new comment