Dikejar Panen Raya, Bulog Jambi Siapkan Tiga Gudang Baru di Sarolangun, Tanjab Timur, dan Bungo

Oleh: jambi1
Pada : WIB
Rubrik
Daerah
IST

Jambi – Ketersediaan gudang padi di Provinsi Jambi ternyata masih jauh dari ideal. Bulog Jambi mengakui bahwa beberapa kantor cabang di daerah produksi besar tidak memiliki ruang yang cukup untuk menampung hasil panen petani. Salah satu yang paling merasakan dampaknya adalah Bulog Kuala Tungkal, yang kini harus menyewa gudang karena fasilitas internal tak mampu lagi menampung pasokan gabah.

Manager Administrasi dan Keuangan Bulog Jambi, Marius Pranata Sitepu, mengatakan persoalan ini bukan hanya terjadi di Jambi, tetapi juga di banyak daerah sentra produksi di Indonesia.

“Banyak Bulog di pulau Jawa atau daerah sentra produksi seperti Palembang, Lampung, Medan, butuh tambahan gudang. Semua itu harus menyewa,” kata Marius, Kamis (13/11/2025).

Menurutnya, kebutuhan gudang meningkat sejalan dengan surplus produksi dan intensitas pengadaan Bulog yang kian tinggi untuk menjaga ketersediaan pangan nasional. Di Jambi, kondisi paling menonjol terjadi di Kuala Tungkal, wilayah yang dikenal sebagai kantong produksi padi dan beras.

“Di Kuala Tungkal harus sewa. Kapasitasnya tidak cukup karena wilayah tersebut merupakan sentra produksi padi,” ujarnya.
Sementara itu, Kota Jambi dianggap masih aman karena bukan daerah produksi sehingga kapasitas gudang yang ada dinilai mencukupi.

Di tengah tekanan kapasitas gudang, pemerintah pusat telah mengeluarkan perintah strategis. Presiden meminta Bulog membangun infrastruktur pasca panen (IPP) agar sistem penyimpanan pangan nasional lebih modern dan tahan terhadap gejolak produksi.

“Beranjak dari situ, Presiden memberikan perintah agar Bulog membangun infrastruktur pasca panen, salah satunya gudang untuk penyimpanan,” kata Marius.

IPP yang dimaksud bukan hanya gudang, tetapi juga:

• fasilitas dryer (pengering padi),
• unit rice mill (penggilingan padi),
• hingga sistem penanganan pasca panen yang lebih efisien.

Penguatan infrastruktur ini diharapkan bisa menekan kerugian petani, mempercepat serapan gabah, dan menjaga kualitas hasil panen dari kerusakan.

Bulog Jambi memastikan tidak semua wilayah langsung bisa dibangun gudang baru. Ada serangkaian proses yang harus dilalui, mulai dari hibah lahan, verifikasi dokumen, persetujuan pusat, hingga penyusunan studi kelayakan.

Adapun tiga daerah yang telah masuk daftar prioritas pembangunan IPP adalah:

  1. Kabupaten Sarolangun
  2. Kabupaten Tanjung Jabung Timur
  3. Kabupaten Muaro Bungo

Pembangunan gudang di tiga kabupaten ini dinilai penting bukan hanya untuk menambah kapasitas penyimpanan, tetapi juga untuk memperkuat ketahanan pangan daerah dan mempermudah mobilisasi stok beras di Jambi.

Kelangkaan gudang selama ini membuat petani kerap merugi pada musim panen raya. Tanpa tempat penyimpanan cukup, Bulog tidak bisa melakukan pembelian besar. Petani sering terpaksa menjual gabah ke tengkulak dengan harga rendah.

Pembangunan IPP diharap menjadi solusi permanen agar:

• serapan gabah lebih tinggi,
• kualitas padi tetap terjaga,
• volume cadangan beras meningkat,
• ketahanan pangan Jambi makin kuat.

Kebutuhan gudang baru kini menjadi isu penting di sektor pangan. Bulog Jambi didorong mempercepat proses administrasi agar pembangunan IPP bisa segera dimulai. Marius memastikan Bulog Jambi tetap mengikuti setiap tahapan sesuai aturan.

“Pembangunan ini tidak bisa langsung dilakukan setelah hibah lahan. Harus melalui beberapa tahap dulu, termasuk studi kelayakan,” tegasnya.

Publik berharap proyek ini tidak terhambat birokrasi dan dapat segera menjawab kebutuhan petani di daerah sentra produksi.(*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network