BATANG HARI — Pemerintah Kabupaten Batang Hari terus memperkuat sektor pertanian melalui pelaksanaan Program Cetak Sawah Rakyat (CSR), yang digagas oleh Kementerian Pertanian (Kementan) sebagai upaya memperluas areal tanam dan memperkuat ketahanan pangan di tingkat daerah.
Berdasarkan kontrak kerja yang telah disusun, total luas lahan yang akan dicetak di Kabupaten Batang Hari mencapai 783,11 hektare, tersebar di tujuh kecamatan prioritas.
Program ini menjadi salah satu proyek strategis nasional bidang pangan yang melibatkan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan kelompok tani di lapangan.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Batang Hari, Roma Uliana, menyebutkan bahwa program CSR merupakan langkah baru pemerintah pusat untuk memperluas basis produksi beras rakyat secara mandiri.
“Cetak Sawah Rakyat ini adalah program baru. Alhamdulillah, Batang Hari mendapat kesempatan menjalankan program ini yang bisa menambah luas tanam kita,” ujar Roma saat ditemui, Kamis (6/11/2025).
Ia menjelaskan, lahan yang disiapkan tersebar di tujuh kecamatan dengan rincian sebagai berikut:
| Kecamatan | Luas Lahan (Hektare) |
|---|---|
| Batin XXIV | 225,78 |
| Muara Bulian | 198,48 |
| Muara Tembesi | 134,27 |
| Mersam | 93,34 |
| Maro Sebo Ulu | 76,15 |
| Pemayung | 24,30 |
| Maro Sebo Ilir | 30,79 |
| Total | 783,11 ha |
Roma menjelaskan, pelaksanaan program ini akan dilakukan secara bertahap, dimulai dengan verifikasi lahan dan pembentukan kelompok tani penerima manfaat di masing-masing wilayah.
Selain membuka lahan baru, program CSR juga akan mendapatkan dukungan benih dari pemerintah sebagai bagian dari intervensi teknis untuk menjamin keberhasilan tanam perdana.
“Rencananya akan ada bantuan benih sebanyak 40 kilogram per hektare. Bantuan ini segera disiapkan dan disusun menjelang pelaksanaan kontrak,” jelas Roma.
Pemerintah daerah juga akan menyiapkan tenaga pendamping lapangan, alat berat, serta mekanisme pengairan untuk memastikan proses pembukaan lahan berjalan efektif tanpa mengganggu ekosistem lingkungan sekitar.
Roma menambahkan bahwa salah satu syarat utama pelaksanaan program CSR adalah penggunaan lahan di luar Lahan Baku Sawah (LBS).
Kebijakan ini sejalan dengan arahan Kementan agar program cetak sawah tidak tumpang tindih dengan lahan eksisting, melainkan benar-benar menambah luas tanam produktif baru.
“Dengan meningkatnya luas tanam, kami berharap dapat mendorong peningkatan produksi beras. Ini adalah langkah awal yang penting bagi Batang Hari untuk mencapai swasembada pangan dalam beberapa tahun ke depan,” ujarnya optimistis.
Kabupaten Batang Hari menjadi salah satu daerah dengan potensi lahan rawa dan tadah hujan yang cukup besar di wilayah Jambi bagian tengah.
Selama ini, sebagian besar masyarakat masih bergantung pada komoditas perkebunan, terutama kelapa sawit dan karet.
Program CSR diharapkan menjadi pintu masuk untuk mengembalikan semangat bertani padi di tingkat desa, sekaligus mendiversifikasi sumber ekonomi masyarakat pedesaan.
Pemerintah daerah menilai, jika program ini berjalan sesuai target, maka produksi gabah Batang Hari akan meningkat signifikan pada musim panen berikutnya, sekaligus mendukung ketahanan pangan Provinsi Jambi dan program nasional Swasembada Beras 2028 yang tengah dicanangkan pemerintah pusat.
Sejumlah kelompok tani menyambut baik program ini. Mereka berharap dukungan benih dan sarana produksi dapat disalurkan tepat waktu dan diikuti dengan pembinaan berkelanjutan.
“Kalau lahan baru ini jadi dibuka, kami bisa tanam dua kali setahun. Asal pengairan dijaga dan benihnya cepat turun,” kata Iskandar, petani di Kecamatan Batin XXIV.
Dengan semangat sinergi dan gotong royong antara pemerintah dan masyarakat, Batang Hari menatap optimistis program CSR ini sebagai lompatan strategis menuju kemandirian pangan daerah.(*)
Add new comment