JAMBI — Mobilitas penduduk di Kota Jambi hingga semester kedua tahun 2025 tercatat berlangsung dalam kondisi stabil. Berdasarkan laporan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kota Jambi, rata-rata 6.000 orang tercatat datang dan pindah domisili setiap semester, dengan komposisi yang relatif seimbang antara arus masuk dan keluar.
Kepala Dinas Dukcapil Kota Jambi, Nirwan, menjelaskan bahwa dinamika tersebut merupakan indikator mobilitas alami di kawasan perkotaan yang memiliki daya tarik ekonomi dan sosial cukup tinggi di wilayah tengah Pulau Sumatera.
“Penduduk yang datang umumnya merupakan mahasiswa dan pencari kerja yang memilih Kota Jambi karena ketersediaan fasilitas pendidikan, ekonomi, dan pelayanan publik yang lebih memadai. Sementara mereka yang pindah domisili sebagian besar karena faktor pekerjaan atau melanjutkan pendidikan ke daerah lain,” ujar Nirwan dalam keterangan tertulis yang diterima Minggu (19/10/2025).
Meski mobilitas penduduk menunjukkan stabilitas, jumlah penduduk Kota Jambi secara keseluruhan tetap mengalami peningkatan. Data Dukcapil mencatat adanya penambahan sekitar 7.000 jiwa sejak akhir tahun 2024 hingga pertengahan tahun 2025.
Menurut Nirwan, pertumbuhan ini menjadi bukti bahwa Kota Jambi masih memiliki daya tarik demografis dan ekonomi bagi masyarakat luar daerah, terutama dari kabupaten-kabupaten penyangga seperti Muaro Jambi, Batanghari, dan Tanjung Jabung Barat.
“Pertumbuhan yang terkendali merupakan indikator positif bagi iklim investasi dan sektor jasa. Namun demikian, peningkatan jumlah penduduk juga menuntut kesiapan pemerintah daerah dalam memperkuat kapasitas layanan publik,” imbuhnya.
Dalam konteks tata kelola kependudukan, Dukcapil Kota Jambi terus memperkuat sistem pelayanan berbasis digital untuk memastikan akurasi dan sinkronisasi data antarinstansi.
Langkah ini mencakup optimalisasi pelayanan pelaporan pindah-datang secara daring, serta integrasi data kependudukan dengan sektor lain seperti pendidikan, kesehatan, dan pajak daerah.
“Kami berupaya agar seluruh penduduk Kota Jambi terdata dengan baik. Ketepatan data menjadi dasar bagi perumusan kebijakan yang efektif, termasuk dalam perencanaan pembangunan dan perlindungan sosial,” jelas Nirwan.
Ia juga menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam memperbarui data kependudukan secara berkala. Laporan perubahan status domisili, pernikahan, dan pekerjaan diharapkan dilakukan secara proaktif agar pelayanan publik dapat diberikan secara tepat sasaran.
Tren pertumbuhan penduduk dan stabilitas mobilitas di Kota Jambi memiliki implikasi langsung terhadap penataan ruang perkotaan dan kebutuhan infrastruktur dasar.
Pemerintah daerah kini dihadapkan pada tantangan untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan permukiman baru dan ketersediaan layanan dasar, seperti air bersih, transportasi publik, serta ruang terbuka hijau.
Peningkatan arus pendatang juga memperkuat posisi Kota Jambi sebagai kawasan metropolitan fungsional di Provinsi Jambi, dengan tingkat mobilitas harian yang tinggi antara pusat kota dan wilayah penyangga.
Fenomena ini mempertegas peran Kota Jambi sebagai simpul utama pertumbuhan ekonomi dan sosial di wilayah tengah Sumatera.
Dengan mobilitas yang stabil di angka 6.000 orang per semester dan pertumbuhan penduduk mencapai 7.000 jiwa per tahun, Kota Jambi menegaskan perannya sebagai kota yang dinamis dan adaptif terhadap perubahan demografis.
Pemerintah daerah kini berfokus pada peningkatan ketepatan data kependudukan, efisiensi pelayanan publik, serta kesiapan infrastruktur, agar setiap pertumbuhan yang terjadi dapat dikelola secara berkelanjutan dan memberi manfaat luas bagi masyarakat.(*)
Add new comment