JAMBI – Kabar baik datang untuk petani kelapa sawit di Provinsi Jambi. Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit kembali naik pada periode 17–23 Oktober 2025, menembus Rp3.666,86 per kilogram di tingkat pabrik.
Kenaikan ini sebesar Rp18,39 per kilogram dibandingkan pekan sebelumnya. Meski begitu, harga jual di tingkat tengkulak atau toke masih lebih rendah dari harga resmi yang ditetapkan pemerintah.
Kabar kenaikan harga ini disambut gembira oleh petani sawit di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Tebo. Salah satu petani, Edison (47), mengaku harga di tingkat petani kini sudah mencapai Rp3.100 per kilogram.
“Alhamdulillah, berangsur naik. Terakhir kami jual Rp3.100 per kilo,” ujarnya, Minggu (19/10/2025).
Menurut Edison, musim hujan yang mulai stabil membuat produksi buah sawit meningkat.
“Buah sudah mulai banyak, tidak trek lagi. Ini patut disyukuri. Mudah-mudahan harga terus naik karena kebutuhan juga makin tinggi,” tambahnya.
Kenaikan harga sawit ini diputuskan melalui rapat penetapan harga TBS oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, bersama perwakilan pabrik kelapa sawit (PKS), asosiasi petani plasma, dan perusahaan perkebunan.
Menurut keterangan dari Bidang Pengolahan, Standarisasi dan Pemasaran Hasil Perkebunan (PSPHP) Dinas Perkebunan Jambi, pergerakan harga TBS ditentukan oleh fluktuasi harga CPO (minyak sawit mentah) dan kernel (inti sawit) di pasar domestik dan global.
“Kenaikan atau penurunan harga TBS sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga CPO dan kernel di pasar internasional. Harga ini ditetapkan untuk periode satu minggu dan berlaku di tingkat pabrik dan petani plasma,” jelas pejabat PSPHP.
Berdasarkan keputusan resmi Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, berikut rincian harga TBS kelapa sawit berdasarkan umur tanaman:
| Umur Tanaman | Harga (Rp/kg) |
|---|---|
| 3 tahun | 2.850,47 |
| 4 tahun | 3.055,88 |
| 5 tahun | 3.195,52 |
| 6 tahun | 3.328,29 |
| 7 tahun | 3.412,12 |
| 8 tahun | 3.485,79 |
| 9 tahun | 3.553,72 |
| 10–20 tahun | 3.666,86 |
| 21–24 tahun | 3.559,03 |
| 25 tahun | 3.400,31 |
Sementara harga turunannya ditetapkan sebagai berikut:
- Harga CPO (Crude Palm Oil): Rp14.516,49/kg
- Harga Kernel (inti sawit): Rp13.325,54/kg
- Indeks K: 94,52%
Meskipun harga pabrik naik, petani mandiri yang tidak tergabung dalam pola kemitraan plasma masih menjual dengan harga lebih rendah. Di sejumlah daerah seperti Tebo, Batanghari, dan Sarolangun, harga di tingkat petani mandiri berkisar antara Rp3.000–Rp3.200/kg.
Perbedaan ini terjadi karena petani mandiri harus menjual melalui toke atau tengkulak, yang menanggung biaya angkut, potongan sortasi, dan fluktuasi harga harian di pabrik.
Menurut analis perkebunan di Jambi, tren kenaikan harga sawit saat ini dipengaruhi oleh penguatan harga minyak nabati global dan peningkatan permintaan dari pasar India dan Tiongkok menjelang akhir tahun.
Namun, harga sawit tetap berpotensi berfluktuasi karena faktor eksternal seperti nilai tukar rupiah, produksi global CPO, dan kebijakan ekspor Malaysia-Indonesia.
“Harga sawit di Jambi relatif stabil di kisaran Rp3.600-an per kilogram. Namun petani tetap perlu mewaspadai potensi koreksi jika harga global melemah,” kata seorang pengamat sektor perkebunan di Jambi.
Dengan harga TBS kelapa sawit di Jambi yang kini menembus Rp3.666,86 per kilogram, petani mulai kembali optimistis. Namun disparitas harga antara pabrik dan tingkat toke masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah daerah untuk memastikan keadilan harga bagi petani mandiri.(*)
Add new comment