Jambi - Potret kehidupan yang memprihatinkan datang dari Kabupaten Muaro Jambi. Sepasang suami istri lanjut usia (lansia), Jasmadi (60) dan Nurhayati (50), terpaksa menjalani masa tua mereka di sebuah gubuk reyot yang jauh dari kata layak huni. Ironisnya, selama lebih dari delapan tahun tinggal di sana, mereka luput dari perhatian dan bantuan pemerintah.
Kondisi gubuk yang terletak di RT 04, Desa Mudung Darat, Kecamatan Maro Sebo, ini sangat menyedihkan. Berdasarkan pantauan dari video unggahan kanal YouTube JambiTV, gubuk kecil berukuran 2x3 meter itu menjadi saksi bisu perjuangan hidup Jasmadi dan Nurhayati.
Dinding rumah terbuat dari papan yang telah lapuk dan sebagian ditambal seadanya menggunakan spanduk bekas. Atap seng yang penuh lubang membuat air hujan dengan mudah masuk membasahi satu-satunya tempat mereka bernaung.
"Kalau hujan angin ribut, kami takut. Takut tertimpa kayu," ujar Nurhayati dengan nada pilu.
Untuk menyambung hidup, Jasmadi bekerja serabutan dengan penghasilan yang tak menentu. Jika ada yang memberi pekerjaan, ia bisa membawa pulang uang sebesar Rp 50.000, yang langsung habis digunakan untuk membeli beras dan kebutuhan pokok lainnya. L Sementara Nurhayati sesekali bekerja jika ada tetangga yang membutuhkan tenaganya.
"Tidak ada uang untuk memperbaiki (rumah). Makanya ditempel-tempel pakai karung, kertas," tambah Nurhayati sambil menunjuk dinding gubuknya.
Dengan kondisi yang serba sulit, pasangan ini hanya bisa pasrah. Mereka berharap ada uluran tangan dan perhatian, terutama dari pemerintah. Dalam keputusasaannya, Nurhayati bahkan mengadukan nasibnya kepada Presiden Prabowo Subianto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, para menteri, serta anggota DPR RI agar kondisi mereka diperhatikan.(*)
Add new comment