Batanghari – Siapa sangka pelepah kelapa sawit, yang selama ini hanya dianggap limbah tak berguna, bisa berubah menjadi sumber ekonomi baru bagi warga desa. Melalui Program Inovasi Desa (Pro-IDe) Universitas Jambi (UNJA), tahun 2025 ini mahasiswa BEM UNJA menghadirkan terobosan Zero Waste di Desa Ladang Peris, Kabupaten Batanghari.
Program ini digerakkan oleh 15 mahasiswa UNJA yang tergabung dalam Tim Pro-IDe BEM UNJA. Mereka adalah Ihsan Nur Afriza, Muhammad Arif Safwan, Goldfried Simanungkalit, Clara Aprilia Lumban Tobing, Dian Oktavia Fatjri, Nadia Nurcahyanti, Ibnu Maulana, Khozannah, Muhammad Rafly Hamdani, Arief Setiadi, Budi Agustian Sanjaya, Alif Iman Rohiman, Alvindo Firnanda, dan Aditia Devan Dani.
Bukan sekadar wacana, inovasi itu
diwujudkan lewat berdirinya kelembagaan
“Sanggar Tani”, sebuah wadah yang digerakkan bersama masyarakat desa, terutama anak-anak muda. Dari sanggar inilah, pelepah sawit diolah menjadi briket hemat energi, pupuk organik, hingga kerajinan piring anyam yang siap menembus pasar.
“Mahasiswa hadir bukan untuk menggurui, tapi untuk berkolaborasi. Kearifan lokal menjadi dasar agar potensi desa benar-benar berkembang,” tegas Dr. Fuad Muchlis, S.P., M.Si., dosen pendamping Pro-IDe UNJA.
Dari Limbah Jadi Berkah
Produk yang dihasilkan Sanggar Tani Zero Waste terbukti memiliki nilai tambah.
- Briket Sawit: Pelepah sawit kering diproses hingga menjadi bahan bakar alternatif yang tahan api lebih lama dan minim asap.
- Pupuk Organik: pupuk organik yang dapat meminimalkan penggunaan pupuk kimia
- Piring Anyam: Lidi pelepah sawit disulap
menjadi kerajinan piring anyam ramah lingkungan, dengan potensi pemasaran hingga luar desa.
Tak hanya mengurangi tumpukan limbah, produk-produk itu membuka peluang usaha baru bagi warga Ladang Peris.
Sinergi Pembangunan Desa
Kepala Desa Ladang Peris Rahmadi Suqron zalzilah S.Sos., M.M mengaku bangga dengan langkah mahasiswa UNJA yang mampu menyulap masalah menjadi peluang.
“Inovasi ini membuka jalan baru untuk ekonomi desa. Limbah yang dulunya hanya jadi masalah, sekarang berubah jadi berkah,” ujarnya.
Program Pro-IDe UNJA dinilai sejalan dengan semangat pemerintah dalam membangun desa berbasis potensi lokal, sekaligus memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat.
Menuju Desa ladang peris “BARU” 2027
Ke depan, Sanggar Tani diharapkan menjadi motor penggerak pertanian berkelanjutan sekaligus inkubator produk inovatif desa. UNJA pun menegaskan komitmennya untuk terus mendampingi desa-desa di Jambi agar lebih maju, mandiri, dan berdaya saing.
“Kehadiran kami di desa bukan hanya sebagai mahasiswa yang ingin belajar, tapi juga sebagai bagian dari masyarakat yang ingin membantu dan memberikan manfaat nyata melalui program-program yang telah kami susun,” ujar Ihsan Nur Afriza, Ketua Tim Pro-IDe BEM UNJA.(*)
Add new comment