Lapas Muara Sabak Perketat Protokol, 3 WBP Terjangkit TBC

Oleh: jambi1
Pada : WIB
Rubrik
Daerah
IST

Muara Sabak – Tiga Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lapas Kelas IIB Muara Sabak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, terdeteksi mengidap tuberkulosis (TBC). Temuan ini hasil skrining kesehatan rutin yang dilakukan petugas lapas bersama Dinas Kesehatan setempat.

Ketiganya kini menjalani isolasi ketat sesuai standar protokol kesehatan. Langkah ini diambil untuk mencegah penyebaran penyakit menular di lingkungan lapas yang dikenal padat penghuni.

Dokter Lapas Muara Sabak, Gusti Andri, menjelaskan pasien langsung diberikan obat anti-TBC, pemantauan gizi, serta pengawasan perkembangan kesehatan secara berkala.

“Langkah isolasi dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit di lingkungan dengan hunian yang padat. Masa isolasi diperkirakan berlangsung enam bulan,” ujarnya, Minggu (21/9/2025).

Dari tiga pasien TBC tersebut, satu di antaranya juga diketahui mengidap virus HIV. “Penanganan dilakukan sesuai standar dan dalam pengawasan ketat,” tambahnya.

Mengantisipasi penularan, pihak lapas meningkatkan protokol kesehatan. Penyemprotan disinfektan dilakukan secara rutin, masker dibagikan kepada seluruh WBP dan petugas, serta digelar penyuluhan pencegahan TBC.

Menurut Gusti, skrining kesehatan rutin terbukti efektif mencegah penyebaran penyakit menular di lingkungan lapas. “Dengan deteksi dini, penanganan bisa lebih cepat sehingga risiko penularan dapat ditekan,” jelasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Tanjung Jabung Timur menyatakan pihaknya siap mendukung penuh upaya pencegahan dan penanganan penyakit menular di lapas. Bentuk dukungan mencakup penyediaan fasilitas kesehatan, tenaga medis, hingga kerja sama lintas sektor.

Kasus TBC di lapas bukan hal baru. Kepadatan hunian, sirkulasi udara yang terbatas, dan keterbatasan ruang rawan menjadi pemicu penyebaran penyakit. Karena itu, koordinasi antara lapas dan dinas kesehatan menjadi kunci menjaga kesehatan penghuni.

Pihak lapas juga mengimbau keluarga narapidana untuk tidak khawatir berlebihan. Seluruh pasien tetap mendapatkan hak pelayanan kesehatan, termasuk obat-obatan, makanan bergizi, serta pemantauan medis.

“Meski sedang menjalani masa hukuman, hak kesehatan mereka tetap kami penuhi. Itu sudah menjadi komitmen,” tegas Gusti.

Kasus ini menjadi pengingat bahwa isu kesehatan di dalam lapas perlu mendapat perhatian serius. Selain aspek keamanan, pemenuhan hak kesehatan bagi WBP juga penting untuk mencegah persoalan kesehatan masyarakat yang lebih luas.(*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network