UNJA-BPDP Teken MoU, 30 Mahasiswa D3 Analis Kimia Raih Beasiswa Penuh demi Hilirisasi Sawit Nasional

Oleh: jambi1
Pada : WIB
Rubrik
Daerah
IST

Jakarta – Universitas Jambi (UNJA) mencatatkan langkah penting dalam sejarahnya dengan menjalin kerja sama strategis bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP). Kemitraan ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di Hotel Movenpick, Jakarta, Rabu (20/8/2025), yang menghasilkan pemberian beasiswa penuh bagi 30 mahasiswa Program Studi D3 Analis Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UNJA.

Kolaborasi ini tidak sekadar soal bantuan pendidikan, tetapi juga menyangkut agenda besar nasional: hilirisasi kelapa sawit. BPDP menilai, lulusan D3 Analis Kimia UNJA akan menjadi garda terdepan dalam mendorong transformasi sawit mentah menjadi komoditas bernilai tambah tinggi, mulai dari bahan pangan, energi, hingga turunan industri strategis.

BPDP memilih UNJA setelah mempertimbangkan rekam jejak akademik dan potensi mahasiswa. Program Studi D3 Analis Kimia dianggap sejalan dengan kebutuhan industri sawit yang menuntut SDM terampil, kompeten, dan siap kerja di laboratorium maupun pabrik pengolahan.

“Prodi ini sangat vital. Lulusan mereka bisa langsung berkontribusi pada program hilirisasi sawit yang menjadi prioritas pemerintah,” kata perwakilan BPDP dalam sambutannya.

Beasiswa yang diberikan BPDP bersifat menyeluruh. Tidak hanya menanggung biaya kuliah, tapi juga mencakup:

  • biaya sertifikasi,
  • biaya hidup bulanan,
  • biaya transportasi,
  • hingga kebutuhan akademis penunjang.

Bantuan ini berlaku mulai semester ganjil tahun ajaran 2025/2026 dan akan menanggung penuh seluruh kebutuhan studi mahasiswa hingga lulus 3 tahun ke depan.

Kaprodi D3 Analis Kimia, Dhian Eka Wijaya, menyebut langkah ini menjadi nafas baru bagi keberlangsungan program studi yang ia pimpin.
“Beasiswa ini krusial. Selain memastikan keberlanjutan prodi, juga sangat relevan dengan kebutuhan industri sawit. Tenaga analis kimia siap kerja akan menjadi penopang hilirisasi,” ujarnya.

Meski demikian, Dhian menyoroti masih adanya keterbatasan sarana dan prasarana di laboratorium kampus. Menurutnya, dukungan universitas menjadi penting agar mahasiswa penerima beasiswa bisa benar-benar mengasah keterampilan teknis yang dibutuhkan industri.

“Pelaksanaan tahun pertama ini akan jadi tolok ukur. Kami sangat butuh support UNJA untuk penyediaan peralatan praktikum, karena saat ini masih minim. Kalau hal ini teratasi, outcome dari kerja sama akan jauh lebih optimal,” tegasnya.

Pemerintah pusat tengah gencar mendorong hilirisasi sawit sebagai salah satu strategi meningkatkan devisa dan membuka lapangan kerja. Dengan produksi sawit yang melimpah, Indonesia ingin keluar dari jebakan ekspor bahan mentah.

Di sinilah peran perguruan tinggi seperti UNJA jadi strategis. Melalui dukungan BPDP, kampus tidak hanya mencetak sarjana, tetapi juga tenaga analis yang siap ditempatkan di industri pengolahan, mulai dari Jambi, Sumatera, hingga Kalimantan.

Kolaborasi UNJA-BPDP diharapkan menjadi model kerja sama pendidikan dengan industri. Jika sukses, pola serupa bisa direplikasi di prodi lain yang relevan dengan sektor unggulan nasional, misalnya energi baru terbarukan atau agribisnis karet.

“Ini bukan sekadar beasiswa, tapi investasi masa depan. Kami ingin melahirkan SDM unggul yang bisa membawa sawit Indonesia naik kelas,” tutup Dhian.(*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network