Wabah Penyakit “Ngorok” Mewabah di Batang Hari, 30 Kerbau Terjangkit, 7 Mati Mendadak

Oleh: jambi1
Pada : WIB
Rubrik
Daerah
IST

Batang Hari – Warga Desa Rambutan Masam, Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi, tengah diguncang keresahan. Penyakit Septicaemia Epizootica (SE) atau yang akrab disebut penyakit ngorok mulai menyerang ternak kerbau milik petani. Dalam sepekan terakhir, tercatat 30 ekor kerbau terjangkit, tujuh di antaranya mati mendadak, sementara 23 ekor lainnya harus dipotong paksa demi mencegah penyebaran lebih luas.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Batang Hari, Mara Mulya Pane, mengonfirmasi kasus ini. Menurutnya, laporan pertama datang dari peternak di Rambutan Masam yang melihat hewan mereka mendadak jatuh sakit dan beberapa di antaranya mati secara tiba-tiba.

“Kita sudah terima laporan dari peternak. Hasil pemeriksaan lapangan mengarah kuat ke penyakit SE,” ujarnya, Sabtu (30/8/2025).

Penyakit SE dikenal ganas. Disebabkan oleh bakteri Pasteurella multocida, penyakit ini menyerang saluran pernapasan hingga organ vital ternak. Pada kerbau dan sapi, gejalanya berupa demam tinggi, sulit bernapas, hingga kematian mendadak tanpa tanda-tanda sebelumnya.

“Bakteri ini menyerang paru-paru, kemudian menyebar ke organ lain. Dalam kasus di Batang Hari, kerbau-kerbau yang terinfeksi terlihat megap-megap, lalu mendadak mati,” jelas Mara.

Dari total 30 ekor kerbau yang terjangkit, 23 ekor diputuskan dipotong paksa. Keputusan pahit ini diambil untuk memutus rantai penyebaran penyakit, sekaligus menyelamatkan kerbau lain yang belum terinfeksi.

Pemerintah Kabupaten Batang Hari bergerak cepat dengan melakukan vaksinasi darurat, penyemprotan desinfektan di kandang, serta sosialisasi intens kepada peternak.

“Kami instruksikan agar kandang dibersihkan rutin dengan desinfektan, dan ternak diberi vitamin untuk memperkuat daya tahan tubuh. Hewan yang menunjukkan gejala segera dilaporkan untuk tindakan lebih lanjut,” kata Mara.

Kasus di Batang Hari bukan hal sepele. Penyakit SE dikenal sebagai salah satu penyakit hewan menular strategis (PHMS) yang berisiko menimbulkan kerugian ekonomi besar. Jika tak terkendali, penyebarannya bisa meluas ke kecamatan lain, bahkan lintas kabupaten.

Apalagi, wilayah Jambi tengah bersiap menghadapi momentum Idul Adha tahun depan. Dikhawatirkan, penyakit ini bisa mengganggu stok hewan kurban jika tidak segera ditangani tuntas.

Dinas Perkebunan dan Peternakan Batang Hari mengimbau agar masyarakat tidak panik namun tetap waspada. Peternak diminta segera melapor jika mendapati tanda-tanda ngorok pada ternaknya.

“Jangan sembunyikan kasus. Kalau ada hewan yang sakit atau mati mendadak, segera lapor. Pemerintah siap melakukan penanganan,” tegas Mara.(*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network