SUNGAI PENUH – Gubernur Jambi Al Haris meninjau langsung pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG)dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kota Sungai Penuh, Rabu (23/7/2025). Ia didampingi langsung oleh Wali Kota Sungai Penuh, Alfin.
Kunjungan dimulai dari dapur pusat SPPG di Tanah Kampung, dilanjutkan dengan melihat distribusi dan konsumsi makan siang bergizi di SMP Negeri 8 Kota Sungai Penuh.
Di Tanah Kampung, Gubernur Al Haris meninjau dapur SPPG yang bertugas menyiapkan paket makan siang untuk pelajar. Ia memeriksa langsung proses pengemasan makanan, pengecekan kalori, hingga sistem distribusi ke sekolah.
“Saya minta agar standar gizi tetap dijaga mulai dari dapur hingga ke piring anak-anak. Ini bukan soal bagi-bagi makanan saja, tapi investasi untuk masa depan generasi bangsa,” ujar Al Haris saat meninjau dapur SPPG.
Usai dari dapur SPPG, rombongan Gubernur dan Wali Kota menuju SMPN 8 Kota Sungai Penuh. Di sana, puluhan siswa tampak antusias menyambut kunjungan orang nomor satu di Provinsi Jambi tersebut.
Gubernur bahkan sempat duduk bersama siswa, mencicipi menu bergizi, dan berdialog langsung soal rasa makanan.
“Enak, Pak. Nasi ayamnya empuk, ada sayur juga. Makannya bareng-bareng jadi semangat,” kata Aris, siswa kelas VIII.
Gubernur Al Haris juga mengajak seluruh siswa untuk mengucapkan terima kasih secara serentak kepada Presiden Prabowo Subianto, yang meluncurkan program MBG sebagai salah satu prioritas nasional.
“Ayo sama-sama kita bilang: ‘Terima kasih Pak Prabowo!’ Ini bentuk syukur dan penghormatan kita karena anak-anak Indonesia bisa makan siang gratis dan sehat,” ucap Al Haris, yang kemudian disambut sorakan siswa.
Program MBG merupakan salah satu program prioritas Presiden Prabowo–Gibran yang dijalankan melalui kerja sama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Di Provinsi Jambi, SPPG menjadi simpul penting dalam memastikan distribusi makanan ke sekolah berjalan lancar dan higienis.
Menurut Al Haris, pelibatan UMKM lokal, tenaga kerja setempat, dan dapur komunitas juga akan diperkuat ke depan.
“Kita ingin program ini bukan hanya untuk siswa, tapi juga berdampak ke ekonomi lokal. Ibu-ibu masak, petani sayur terserap, pelaku UMKM hidup. Ini ekosistem gotong royong,” ujarnya.(*)
Add new comment