JAMBI – Harga komoditas unggulan Provinsi Jambi kembali mengalami kenaikan. Periode 11–17 Juli 2025, harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit naik menjadi Rp 3.248,95/kg untuk umur 9 tahun, sementara harga karet juga ikut naik menjadi Rp 11.500/kg.
Namun, kabar baik ini tak sepenuhnya membuat petani tersenyum. Sebab musim trek (produksi menurun karena cuaca dan siklus tanaman) masih terjadi di sejumlah daerah.
“Iya, harga naik. Tapi buah lagi trek,” keluh Vera, petani sawit di Merangin.
“Biasanya sekali panen bisa 1,2 ton, sekarang cuma 8 kuintal.”
Kenaikan harga sawit kali ini cukup terasa. Harga tertinggi untuk TBS umur 9 tahun mencapai Rp 3.248,95, naik sekitar Rp 60,84 dari periode sebelumnya.
Sementara itu, harga CPO (minyak sawit mentah) juga naik menjadi Rp 13.567,13/kg, dan harga kernel (minyak inti sawit) naik ke Rp 9.506,17/kg dengan indeks K 93,65%.
Berikut rincian harga TBS sawit plasma di Jambi:
| Umur Sawit | Harga per Kg |
|---|---|
| 3 tahun | Rp 2.543,50 |
| 4 tahun | Rp 2.709,13 |
| 5 tahun | Rp 2.834,30 |
| 6 tahun | Rp 2.953,11 |
| 7 tahun | Rp 3.027,70 |
| 8 tahun | Rp 3.091,50 |
| 9 tahun | Rp 3.248,95 |
| 10–20 thn | Rp 3.150,48 |
| 21–24 thn | Rp 3.150,48 |
| 25 tahun | Rp 3.004,61 |
Harga ini berlaku untuk petani plasma dan pabrik rekanan resmi, sementara untuk petani mandiri harga bisa berbeda tergantung pengepul atau tengkulak di lapangan.
Banyak petani berharap curah hujan segera normal agar produksi sawit kembali melimpah. Selain karena musim trek, beberapa wilayah juga menghadapi kemarau pendek yang mengganggu proses pembentukan buah.
“Kalau cuaca membaik, buah bisa kembali lebat. Mudah-mudahan panen bulan depan bisa normal,” harap Vera.
Kabar baik juga datang dari petani karet. Harga getah naik jadi Rp 11.500/kg, naik sekitar Rp 500 dari pekan lalu. Namun petani menilai kenaikan belum seimbang dengan ongkos sadap, transportasi, dan kebutuhan pupuk.
“Kalau bisa tembus Rp 13 ribu, baru terasa hasilnya,” kata Yanto, petani karet di Batanghari.(*)
Add new comment