Menjelang Idul Adha, Harga Cabai di Sungai Penuh Anjlok Jadi Rp20 Ribu

Oleh: jambi1
Pada : WIB
Rubrik
Daerah
IST

SUNGAI PENUH — Satu minggu menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, harga cabai di pasar tradisional Tanjung Bajure, Kota Sungai Penuh, mengalami penurunan signifikan. Jika beberapa pekan lalu harga cabai sempat menembus angka Rp40 ribu per kilogram, kini harga tersebut merosot tajam ke kisaran Rp20 ribu hingga Rp25 ribu per kilogram.

Fenomena ini terjadi di tengah masuknya musim kemarau, yang biasanya justru mendorong harga cabai naik karena pasokan menipis. Namun kali ini, tren justru berbalik.


Hidayah, salah seorang pedagang di Pasar Tanjung Bajure, membenarkan bahwa penurunan harga mulai terasa sejak beberapa minggu terakhir. Ia menyebut bahwa meski keuntungan per kilogram menyusut, jumlah pembeli meningkat cukup tajam.

“Kalau harga mahal, yang beli sedikit. Tapi kalau harga murah, pembeli banyak. Jadi tetap ada untung, tapi tidak sebesar kalau harga tinggi,” ujarnya, Sabtu (31/5/2025).

Hidayah menambahkan bahwa tren seperti ini sudah sering terjadi menjelang hari raya, namun penurunan kali ini lebih drastis dibanding tahun-tahun sebelumnya.


Di sisi lain, kabar turunnya harga cabai ini justru menjadi beban berat bagi para petani. Meskipun permintaan meningkat, harga jual yang terlalu rendah membuat mereka sulit menutup biaya produksi yang meliputi pupuk, tenaga kerja, dan transportasi.

“Kasihan petani, harga jual tidak sebanding. Banyak yang rugi panen kali ini,” ucap Hidayah dengan nada prihatin.

Kondisi ini menunjukkan ketimpangan struktural dalam mata rantai distribusi pangan, di mana penurunan harga yang menguntungkan konsumen dan menggerakkan pasar, justru menekan produsen di hulu yang bekerja keras menghasilkan komoditas.


Fenomena seperti ini menjadi alarm bagi pemerintah daerah maupun pusat untuk segera merancang kebijakan stabilisasi harga pangan musiman, terutama pada komoditas strategis seperti cabai dan bawang.

Tanpa intervensi, petani akan terus menjadi korban fluktuasi pasar yang tajam, dan rantai produksi pertanian bisa terganggu di masa mendatang.(*)

Comments

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network