MERANGIN – Gema lantunan ayat suci yang menggema selama sepekan terakhir di Desa Kibul, Kecamatan Tabir Barat, resmi ditutup Senin malam (26/05/2025). Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-51 tingkat Kabupaten Merangin berakhir dengan kebanggaan besar bagi tuan rumah: Tabir Barat keluar sebagai juara umum.
Dengan total nilai 353 poin, Tabir Barat unggul jauh dari para pesaingnya. Disusul Kecamatan Batang Masumai di posisi kedua dengan 193 poin, dan Kecamatan Tabir Selatan menempati peringkat ketiga dengan 176 poin.
Kecamatan Bangko, meski gagal meraih juara umum, tetap menunjukkan semangat luar biasa. Di ajang Pawai Ta’aruf, Bangko tampil sebagai yang terbaik dengan nilai 283, mengalahkan Tabir Barat yang mencatat 270 poin, dan Pamenang Barat di posisi ketiga dengan 268 poin.
Wakil Bupati Merangin H. A. Khafidh, yang menutup secara resmi acara ini atas nama Bupati H. M. Syukur, menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh peserta dan panitia.
“Selamat kepada Tabir Barat yang berhasil menjadi juara umum. Ini bukan hanya soal prestasi, tapi tentang kecintaan kepada Al-Qur’an yang semakin kuat tertanam di hati masyarakat,” ujar Wabup dalam sambutannya yang hangat dan penuh makna spiritual.
Dalam prosesi simbolik, Wabup menyerahkan bendera MTQ kepada Camat Sungai Manau, sebagai tuan rumah MTQ ke-52 tahun 2026 mendatang. Penyerahan itu dilakukan usai Piala Bergilir MTQ secara resmi diserahkan kepada Camat Tabir Barat, Abdul Rahman.
Acara penutupan pun berlangsung semarak. Tarian Islami menghiasi panggung utama, diikuti syalawat merdu dari ibu-ibu PKK Tabir Barat. Nuansa kebersamaan, religiusitas, dan kebudayaan lokal berpadu dalam satu harmoni yang menyentuh.
Penurunan bendera MTQ pun berlangsung khidmat, dilakukan oleh 30 pelajar pilihan dari SMK, SMA, dan SMP se-Kecamatan Tabir Barat, terdiri dari 11 putra dan 19 putri yang membentuk formasi kehormatan.
MTQ ke-51 di Merangin ini bukan sekadar kompetisi baca Al-Qur’an, tapi menjadi perayaan spiritual dan budaya Islam daerah. Lebih dari itu, ia adalah ajang meneguhkan kembali bahwa nilai-nilai Qur’ani harus terus hidup di tengah masyarakat.
Dengan estafet keimanan kini berpindah ke Sungai Manau, publik Merangin menanti: siapa yang akan menorehkan prestasi berikutnya, dan bagaimana semangat cinta Al-Qur’an akan terus disemai dari generasi ke generasi.(*)
Add new comment