Harga Bahan Pokok Turun Tipis, Bawang Merah dan Telur Mulai Terkoreksi – Tapi Cabai dan Ayam Naik Lagi

Oleh: jambi1
Pada : WIB
Rubrik
Daerah
IST

Di tengah dinamika ekonomi dan gejolak harga bahan pokok, Badan Pangan Nasional (Bapanas) merilis kabar yang memberi sedikit ruang bernapas bagi masyarakat. Data yang dirilis per Kamis, 22 Mei 2025, menunjukkan tren penurunan harga pada sejumlah komoditas pangan utama, meskipun sebagian lainnya justru mengalami kenaikan.

Harga bawang merah, misalnya, turun signifikan dari Rp38.954 menjadi Rp36.874 per kilogram. Sementara harga telur ayam ras, yang menjadi sumber protein terjangkau bagi masyarakat kelas bawah, sedikit terkoreksi dari Rp29.110 menjadi Rp29.067 per kilogram.

Penurunan juga terjadi pada beberapa bahan pokok penting lainnya:

  • Cabai merah besar: turun menjadi Rp41.432/kg
  • Daging sapi murni: turun menjadi Rp131.690/kg
  • Minyak goreng curah: turun menjadi Rp17.689/liter
  • Beras medium: turun menjadi Rp13.653/kg
  • Jagung pakan ternak: turun ke Rp5.468/kg
  • Tepung terigu kemasan: turun menjadi Rp12.558/kg
  • Ikan kembung dan tongkol: turun tipis masing-masing ke Rp39.776/kg dan Rp33.903/kg

Meski mayoritas harga menunjukkan tren menurun, beberapa komoditas tetap mengalami kenaikan. Cabai rawit merah, misalnya, naik dari Rp49.000 menjadi Rp50.649 per kilogram, sementara harga daging ayam ras terkerek naik ke Rp35.602/kg.

Penurunan ini, meskipun masih bersifat parsial, dapat menjadi indikasi membaiknya stabilitas pasokan dan kontrol distribusi oleh pemerintah. Namun demikian, sebagian ekonom menilai koreksi harga ini belum cukup untuk disebut sebagai pemulihan permanen.

“Ini lebih merupakan respons musiman pasca-Lebaran dan intervensi distribusi. Stabilitas harga baru bisa diklaim jika tren ini bertahan lebih dari satu kuartal,” jelas Niken Pratiwi, analis pangan dari Lembaga Riset Ekonomi dan Sosial (LaRES).

Di tingkat konsumen, tren ini disambut dengan optimisme yang hati-hati. Bagi sebagian besar rumah tangga, apalagi yang mengandalkan pendapatan harian, setiap fluktuasi harga berpengaruh langsung pada menu makan dan perencanaan pengeluaran harian.

Di sisi lain, Bapanas menyatakan akan terus memantau perkembangan melalui Panel Harga Pangan Nasional sebagai alat ukur utama dalam menjaga stabilitas pasokan dan daya beli. Pemerintah juga mendorong sinergi dengan Bulog dan pelaku pasar untuk memperkuat cadangan pangan strategis, termasuk melalui Program SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan).

Kabar penurunan harga pangan memang bisa dianggap angin segar di tengah kekhawatiran inflasi musiman. Namun jika tidak dibarengi dengan penguatan sistem logistik, pengawasan distribusi, dan jaminan keberlanjutan, maka tren ini bisa dengan cepat berbalik.

Bagi masyarakat, kabar ini masih sebatas angka. Namun bagi dapur-dapur kecil yang bergantung pada satu kilogram demi satu kilogram bahan pokok, stabilitas bukan sekadar soal harga turun — melainkan kepastian bahwa esok tidak akan lebih berat dari hari ini.(*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network