JAMBI – Petani kelapa sawit di Provinsi Jambi kembali menghadapi tekanan berat. Memasuki pekan ketiga Mei 2025, harga Tandan Buah Segar (TBS) kembali terperosok tajam hingga Rp149,39/kg, membuat harga rata-rata TBS untuk usia tanam 10–20 tahun kini berada di angka Rp3.292,77/kg.
Penurunan ini ditetapkan melalui rapat harga yang digelar Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Jambi, dan berlaku untuk periode 16–22 Mei 2025.
“Harga ini membuat petani semakin sulit bernapas. Biaya produksi tinggi, sementara harga panen terus turun,” keluh Hasan, petani sawit dari Kabupaten Batanghari, Sabtu (17/5/2025).
Rincian Harga TBS Jambi per Usia Tanam (Periode 16–22 Mei 2025):
| Umur Tanam | Harga per Kg |
|---|---|
| 3 tahun | Rp 2.552,49 |
| 4 tahun | Rp 2.743,51 |
| 5 tahun | Rp 2.868,32 |
| 6 tahun | Rp 2.987,09 |
| 7 tahun | Rp 3.062,24 |
| 8 tahun | Rp 3.128,98 |
| 9 tahun | Rp 3.193,50 |
| 10–20 tahun | Rp 3.292,77 |
Penurunan harga ini bukan pertama kalinya terjadi di 2025. Tren fluktuasi sejak awal tahun membuat banyak petani kecil mengaku kesulitan menutup biaya pupuk, perawatan kebun, hingga panen.
“Kami berharap Pemprov Jambi dan pusat hadir dengan solusi konkret, misalnya mempercepat kebijakan stabilisasi harga sawit rakyat atau skema subsidi pupuk langsung,” tambah Sabaruddin, Ketua Kelompok Tani Sawit Tebo.
Anjloknya harga TBS ini tak lepas dari tekanan pasar global CPO (Crude Palm Oil), konflik geopolitik yang mengganggu ekspor, serta lemahnya serapan dari dalam negeri. Belum lagi cuaca ekstrem yang memengaruhi kualitas buah di banyak sentra produksi.
Jika kondisi ini terus dibiarkan, dikhawatirkan bisa berdampak jangka panjang pada produktivitas sawit rakyat, daya beli petani, dan kelangsungan ekonomi pedesaan di Jambi.
Add new comment