KUALA TUNGKAL – Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), Jambi, menyiapkan langkah besar dalam pengembangan ekonomi perikanan dengan merancang pendirian Kampung Perikanan Budi Daya. Inisiatif ini digadang-gadang sebagai model percontohan daerah yang fokus pada pemberdayaan sektor perikanan berbasis air tawar dan air payau.
Langkah strategis ini disampaikan langsung oleh Bupati Tanjabbar, Drs. H. Anwar Sadat, M.Ag, usai melakukan audiensi resmi dengan Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia, di Jakarta.
"Ini angin segar bagi masyarakat pesisir dan pembudidaya lokal. Pemerintah pusat memberikan sinyal positif untuk mendukung, asal kami serius menyiapkan lahannya," ungkap Bupati Sadat, Jumat (17/5/2025).
Dalam pertemuan tersebut, pihak Dirjen Perikanan Budi Daya meminta Pemkab Tanjabbar menyiapkan lahan potensial yang dapat digunakan untuk pengembangan tambak maupun kolam budi daya. Usulan yang disambut antusias itu menjadi sinyal kuat adanya sinergi vertikal yang konkret antara pemerintah daerah dan pusat.
Anwar Sadat menegaskan bahwa Pemkab telah memetakan beberapa lokasi strategis yang bisa dikembangkan, baik di wilayah desa pesisir air payau seperti Betara dan Pengabuan, maupun kawasan air tawar di daerah Tungkal Ulu dan Merlung.
"Kami tidak ingin program ini berhenti di niat. Sudah saatnya sektor perikanan jadi tumpuan ekonomi baru di luar sawit dan migas," tegas Bupati.
Program ini bukan hanya soal peningkatan produksi ikan. Lebih dari itu, pengembangan kampung perikanan budi daya juga diyakini akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja lokal, peningkatan pendapatan nelayan, serta terbentuknya klaster ekonomi berbasis hasil olahan perikanan.
“Dengan sistem klaster, tidak hanya petani ikan yang untung. Kita bicara dampaknya ke tukang pakan, tukang es, pengusaha pengemasan, hingga UMKM olahan ikan. Ini rantai ekonomi baru,” terang Kepala Dinas Perikanan Tanjabbar, M. Arifin, terpisah.
Kampung perikanan yang tengah disiapkan ini juga diarahkan untuk mendukung program strategis nasional ketahanan pangan berbasis perikanan. Terlebih, Indonesia saat ini sedang menggenjot produktivitas perikanan budi daya sebagai penopang konsumsi protein rakyat dan kebutuhan ekspor.
Menurut data KKP, permintaan terhadap ikan nila, patin, dan bandeng masih sangat tinggi, baik di pasar domestik maupun regional Asia. Jika Tanjabbar mampu membangun ekosistem budi daya dengan produktivitas tinggi, bukan tidak mungkin wilayah ini menjadi sentra baru budi daya modern di pesisir timur Sumatera.(*)
Add new comment