Jalan Tol Palembang–Betung Dikebut, Siap Fungsional 2026: Jalan Baru Menuju Sumbu Pertumbuhan Sumatera

Oleh: jambi1
Pada : WIB
Rubrik
Daerah
IST

PALEMBANG – Di balik kemacetan tahunan di ruas Betung dan Palembang yang menjadi mimpi buruk pengemudi lintas timur Sumatera, ada geliat pembangunan infrastruktur yang siap mengubah peta perjalanan dan logistik di pulau terbesar kedua Indonesia ini. Pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR menargetkan Tol Palembang–Betung dapat beroperasi fungsional pada musim mudik Lebaran 2026, membuka jalur emas dari Bakauheni hingga Aceh.

Menteri PUPR Dody Hanggodo meninjau langsung progres proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Palembang–Betung, termasuk Jembatan Musi V, sebagai salah satu titik strategis Seksi 1. Kunjungan ini mempertegas keseriusan pemerintah dalam mendorong percepatan pembangunan koridor logistik utama tersebut.

“Insya Allah fungsional untuk mudik 2026. Proyek ini krusial untuk menurunkan biaya logistik, membuka isolasi kawasan, dan mendorong ekonomi wilayah,” tegas Dody, Minggu (11/5/2025).

Tol Palembang–Betung merupakan salah satu dari 24 ruas strategis JTTS. Dengan total panjang 69,19 km, tol ini terbagi menjadi tiga seksi:

  • Seksi 1: Palembang–Rengas
  • Seksi 2: Rengas–Pangkalan Balai
    (Panjang gabungan Seksi 1 & 2: 54,5 km, progres: 70,69%)
  • Seksi 3: Pangkalan Balai–Betung
    (Panjang: 14,69 km, progres: 12,65%)

Pembangunan proyek ini menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan dukungan penuh dari PT Hutama Karya sebagai Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).

  • Seksi 1 & 2: dikerjakan oleh PT Waskita Karya, nilai investasi Rp 2,67 triliun
  • Seksi 3: digarap PT Hutama Karya Infrastruktur, nilai investasi Rp 2,1 triliun

Menurut Kepala BBPJN Sumsel, Hardy Siahaan, Tol Palembang–Betung adalah urat nadi perekonomian Sumatera bagian selatan dan tengah. Jalur ini menghubungkan Pelabuhan Bakauheni di Lampung, Palembang, Jambi, hingga ke Medan dan Banda Aceh.

“Jalan ini akan memangkas waktu tempuh Palembang–Betung dari 3 jam menjadi hanya 1 jam. Dampaknya langsung terasa pada efisiensi logistik, pengurangan kemacetan, hingga peningkatan daya saing produk lokal,” ujar Hardy.

Manfaat lain yang ditargetkan meliputi:

  • Penurunan biaya transportasi antarprovinsi
  • Pengurangan emisi karbon dari kemacetan panjang di ruas lama
  • Peningkatan arus barang ke Pelabuhan Tanjung Api-Api dan Sungai Gerong
  • Pertumbuhan kawasan industri Betung–Banyuasin sebagai hinterland logistik Palembang

Secara historis, ruas Palembang–Betung menjadi tulang punggung distribusi produk minyak, sawit, dan batu bara sejak era kolonial. Namun selama puluhan tahun, jalur ini menjadi simbol kemacetan struktural yang menahan pertumbuhan sektor logistik Sumatera bagian selatan. Setiap musim libur, antrean kendaraan kerap mengular hingga belasan kilometer, bahkan menghambat distribusi BBM dan hasil pertanian.

“Ini bukan sekadar jalan bebas hambatan, tapi langkah membebaskan Sumatera dari ketertinggalan konektivitas,” kata Adjib Al Hakim, EVP Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya.

Kementerian PUPR menargetkan tol ini bisa difungsikan secara terbatas pada kuartal I 2026, terutama untuk mendukung arus mudik. Fungsional artinya jalur sudah bisa dilalui kendaraan dengan pengawasan khusus, meski belum seluruh fasilitas penunjang seperti gerbang tol atau rest area rampung.

Namun demikian, kata Dody Hanggodo, pembangunan akan tetap dikebut agar tol dapat diresmikan penuh sebelum semester II tahun 2026.

“Kami bekerja keras agar tidak hanya fungsional, tapi optimal saat musim mudik. Komitmen pembangunan ini sejalan dengan arahan Presiden dalam mempercepat pembangunan konektivitas di luar Pulau Jawa.”

Tol Palembang–Betung akan menjadi gigi penggerak Sumatera. Ia bukan hanya pengurai kemacetan, tapi jembatan pembangunan, penghubung antar-wilayah, dan penggerak logistik nasional.

Dari petani sawit di Musi Banyuasin, pedagang Palembang, hingga eksportir di Tanjung Api-Api—semua akan diuntungkan. Jika target 2026 tercapai, maka sejarah jalanan Betung yang identik dengan “macet kronis” akan digantikan narasi baru: “melaju tanpa henti dari Bakauheni ke Aceh.”(*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network