Sungai Penuh – Hutan Renah Kayu Embun kembali sunyi. Setelah sebelas hari pencarian tanpa hasil, Tim SAR akhirnya mengibarkan bendera tanda akhir. Bocah 14 tahun bernama Muhammad Wira Anugrah, pelajar SMPN 3 Sungai Penuh yang hilang sejak 13 April 2025, resmi dinyatakan hilang.
“Kami sudah lakukan segalanya. Hari ini adalah pencarian terakhir. Operasi resmi kami tutup,” kata Nurhasni, Kepala Pos SAR Kerinci dengan suara pelan, Rabu sore (23/4/2025). Suaranya seperti membawa berat ribuan langkah pencarian yang sia-sia.

Tim SAR, relawan, Polisi Kehutanan, hingga warga desa telah menyisir lembah, menyusuri sungai, menyambangi gua dan lereng terjal. Jejak yang ditemukan hanya topi dan sarung parang, diduga milik Wira—tergeletak di jarak sekitar 3 km dari titik awal hilangnya bocah itu.
Namun setelah itu, hutan kembali bungkam. Tidak ada suara, tidak ada sisa. Hanya diam dan kabut yang menggantung.
Hari kesepuluh, Selasa (22/4), menjadi saksi kehadiran Wali Kota Sungai Penuh, Alfin, yang memimpin langsung koordinasi pencarian. Di hadapan tim dan keluarga, ia menggenggam erat tangan sang ayah Wira, menyampaikan rasa duka dan kekaguman atas kegigihan para relawan.
“Kami tahu, kalian tidak lelah. Ini bukan kegagalan, ini takdir yang sedang menunggu waktu,” ujarnya di posko pencarian.
Ratusan doa dipanjatkan, namun jawaban dari hutan belum datang.
Yang tersisa kini hanyalah tanda tanya dan luka yang menggantung. Bagi keluarga, ini bukan hanya kehilangan, tapi ketidakpastian yang menyesakkan. Bagi tim SAR, ini adalah salah satu misi paling menguras hati.
“Ini bukan soal gagal atau tidak. Ini soal kita melawan batas,” ucap salah satu anggota tim relawan yang ikut sejak hari pertama.
Meskipun operasi SAR resmi dihentikan, keluarga dan sebagian relawan menyatakan akan tetap melanjutkan pencarian secara mandiri, menaruh harapan bahwa Wira masih hidup di suatu tempat, menunggu ditemukan.(*)
Add new comment