MUARA BULIAN – Air Sungai Batanghari kembali naik. Debit air sungai terbesar di Jambi itu kini mencapai 190 cm—naik 10 cm hanya dalam hitungan hari. Sinyal ini cukup kuat untuk menyadarkan warga bahwa bencana bisa datang sewaktu-waktu.
“Ini karena intensitas hujan di hulu, terutama wilayah Sumbar dan Tebo, sangat tinggi dalam beberapa hari terakhir,” ujar Plt Kepala BPBD Kabupaten Batanghari, Sholihin, Selasa (15/4/2025).

Dengan nada tegas namun penuh kekhawatiran, Sholihin meminta seluruh masyarakat terutama yang tinggal di kawasan bantaran sungai untuk tidak lengah dan tetap siaga.
Wilayah Batanghari kini masih berada dalam fase puncak musim hujan yang diprediksi berlangsung hingga Mei mendatang. Potensi bencana bukan hanya banjir, tapi juga longsor dan erosi tanah yang kerap terjadi di sejumlah titik rawan.
“Pantauan kami lewat APKA (Alat Pengukur Ketinggian Air) menunjukkan tren naik. Kami mengingatkan warga, khususnya yang pernah terdampak banjir, agar bersiap,” sambungnya.
BPBD menegaskan, tindakan pencegahan jauh lebih baik daripada evakuasi darurat. Oleh karena itu, masyarakat diminta tidak membuang sampah sembarangan, menghindari kegiatan di tepi sungai saat cuaca ekstrem, dan segera melapor jika ada tanda-tanda bencana.
“Naiknya debit air bisa jadi awal. Kita harus antisipatif. Jangan tunggu genangan datang menyergap di malam hari,” pesan Sholihin.
Banjir bukan cerita baru di Kabupaten Batanghari. Namun berkaca dari banjir sebelumnya, perlu langkah mitigasi yang lebih terstruktur, mulai dari revitalisasi tanggul, normalisasi anak sungai, hingga edukasi kesiapsiagaan kepada masyarakat.
Warga diharap mengikuti perkembangan cuaca dan informasi resmi dari BPBD. Di era digital ini, kesiapan informasi sama pentingnya dengan kesiapan logistik.(*)
Add new comment