KOTA JAMBI – Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Mayang akhirnya angkat bicara terkait gangguan distribusi air bersih yang sempat dikeluhkan masyarakat selama momen Idulfitri 1446 H. Dalam klarifikasinya, Rabu (9/4/2025), Direktur Utama Tirta Mayang, Dwieke Riantara, menyebut gangguan tersebut terjadi akibat serangkaian pemadaman listrik di titik-titik vital instalasi pengolahan air.
“Gangguan ini bukan karena kerusakan internal kami, tetapi akibat padamnya aliran listrik PLN di beberapa lokasi intake penting seperti Broni 1, Broni 2, dan Intake Benteng,” terang Dwieke dalam konferensi pers.
Setidaknya lima kali pemadaman tercatat terjadi dari akhir Maret hingga awal April 2025. Insiden pertama berlangsung pada 22 Maret, ketika pemadaman dilakukan oleh PLN untuk penyambungan kabel ke kubikel ruang trafo Broni 1. Operasional tiga intake utama pun terhenti hampir 9 jam.
Berikutnya, pemadaman serupa terjadi pada 26 Maret, 27 Maret, dan 2 April. Puncaknya pada 4 April 2025, di mana pemadaman dilakukan untuk perbaikan kabel terminasi outgoing di trafo Broni 1. Seluruh pekerjaan tersebut berdampak langsung pada pasokan air ke pelanggan.
Akibat pemadaman berulang, sekitar 60 persen pelanggan Tirta Mayang, atau lebih dari 60 ribu sambungan rumah, mengalami gangguan aliran air.
Meski begitu, Dwieke menegaskan aliran air tidak sepenuhnya terputus selama 24 jam di semua wilayah. “Kita berupaya menjaga suplai tetap berjalan di wilayah yang bisa dialiri secara bertahap. Untuk kawasan yang terdampak paling parah, kita siagakan armada tangki,” ujar Dwieke.
Tirta Mayang menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat, terlebih di momen Lebaran yang merupakan periode puncak kebutuhan air bersih.
Dwieke menegaskan pihaknya akan memperkuat sinergi dengan PLN untuk mencegah kejadian serupa. “Kami sudah koordinasi lanjutan dengan pihak PLN agar distribusi listrik ke instalasi kami tidak lagi terganggu. Ini penting agar masyarakat tidak mengalami kesulitan seperti kemarin,” tutupnya.(*)
Add new comment