SAROLANGUN – Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Sarolangun terus memperketat pengawasan terhadap kesehatan hewan ternak guna mencegah penyebaran penyakit yang dapat menyerang sapi, kerbau, ayam, hingga kambing. Pemeriksaan kesehatan dilakukan secara berkala sebagai langkah antisipatif dalam menjaga kualitas dan produktivitas ternak di wilayah tersebut.
Kepala Disnakan Kabupaten Sarolangun, Setiadi, mengatakan bahwa pihaknya telah menerjunkan tim yang turun secara terjadwal untuk melakukan pemeriksaan kesehatan hewan ternak, dengan target ribuan ekor ternak yang harus diperiksa dalam kurun waktu tertentu.
"Untuk sektor peternakan, pelayanan kesehatan hewan menjadi prioritas utama, termasuk pemeriksaan terhadap penyakit seperti SE (Septicemia Epizootica) dan PMK (Penyakit Mulut dan Kuku). Tim kami turun secara terjadwal untuk melakukan pelayanan ini," ujar Setiadi, Jumat (14/03/2025).
Setiadi juga menyampaikan bahwa kondisi stok ternak di Kabupaten Sarolangun terbilang sangat baik. Bahkan, daerah ini mengalami surplus dalam hal produktivitas ternak seperti sapi, kerbau, dan ayam.
Namun, meskipun Sarolangun memiliki potensi ternak yang melimpah, sebagian besar hewan yang dijual di pasar-pasar lokal justru berasal dari luar daerah.
"Produksi ternak di Sarolangun sebenarnya surplus, baik itu sapi, kerbau, maupun ayam. Namun, di pasar, kebanyakan ternak yang dijual justru didatangkan dari luar daerah. Menjelang Ramadan dan Lebaran, kami pastikan bahwa kebutuhan ternak di Sarolangun tetap terpenuhi," jelasnya.
Setiadi menambahkan bahwa masuknya ternak ke pasar lokal harus diawasi lebih ketat. Menurutnya, mekanisme pasar ternak tidak hanya menjadi tanggung jawab Disnakan, tetapi juga memerlukan koordinasi dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) untuk memastikan distribusi berjalan dengan baik tanpa merugikan peternak lokal.
"Masuknya ternak ke pasar harus diperhatikan dengan seksama. Ini bukan hanya tugas Disnakan, tetapi juga harus melibatkan Disperindagkop, karena pelaku ekonomi di pasar memiliki dinamika tersendiri," tambahnya.
Sebagai langkah maju dalam sektor peternakan, Disnakan Sarolangun juga tengah menyusun program percontohan ternak modern, di mana pemeliharaan hewan akan dilakukan secara intensif di dalam kandang, bukan dengan sistem lepas liar seperti yang masih banyak diterapkan saat ini.
"Ke depan, kami ingin mendorong peternakan modern dengan sistem kandang intensif. Namun tentu saja, program ini memerlukan biaya yang cukup tinggi. Jika ada dukungan dari berbagai pihak, saya yakin kita bisa mewujudkannya dan meningkatkan kualitas produksi ternak di Sarolangun," pungkas Setiadi.
Dengan langkah-langkah strategis ini, diharapkan sektor peternakan di Kabupaten Sarolangun semakin berkembang dan mampu bersaing di pasar lokal maupun luar daerah, sembari tetap menjaga kesehatan hewan dan kualitas hasil ternak.(*)
Add new comment