KERINCI – Warga Desa Perikan Tengah, Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi dibuat resah dengan kemunculan seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumaterae) yang diduga memasuki area perkebunan dan memangsa ternak milik warga.
Menanggapi laporan tersebut, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi langsung menurunkan tim ke lokasi untuk melakukan penyelidikan dan verifikasi lebih lanjut.
Juru Bicara BKSDA Jambi, Zuhratus Saleh, membenarkan bahwa pihaknya telah menerima laporan terkait keberadaan harimau sumatera yang masuk ke pemukiman warga.
Saat ini, tim BKSDA tengah berkoordinasi dengan pihak terkait serta melakukan verifikasi di lapangan guna memastikan kebenaran informasi tersebut.
"Kami masih menunggu informasi lanjutan dari anggota di lapangan. Jika hasil verifikasi membuktikan keberadaan harimau di sekitar lokasi, kami akan segera mengambil langkah-langkah mitigasi agar tidak terjadi konflik antara manusia dan satwa liar," ujar Zuhratus Saleh, Minggu (2/3/2025).
Pihaknya juga mengingatkan warga bahwa harimau sumatera merupakan satwa liar yang dilindungi, sehingga masyarakat dilarang membunuh atau melukai satwa tersebut.
Sebagai langkah pencegahan, BKSDA Jambi mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di sekitar hutan, terutama pada sore hingga malam hari.
Selain itu, warga disarankan untuk tidak berkegiatan sendirian, melainkan dalam kelompok, serta membunyikan alat-alat seperti lonceng atau kaleng untuk menghindari potensi serangan harimau.
"Kami mengimbau warga agar tetap waspada dan tidak melakukan tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri maupun harimau tersebut. Jika ada pergerakan mencurigakan atau melihat langsung satwa liar ini, segera laporkan ke pihak berwenang," tambahnya.
Hingga saat ini, BKSDA Jambi belum bisa memastikan jumlah populasi harimau sumatera yang masih bertahan di kawasan Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (BBTNKS).
"Data jumlah harimau di kawasan ini biasanya ada di BBTNKS, sehingga kami masih terus berkoordinasi untuk mendapatkan informasi lebih akurat," kata Zuhratus Saleh.
Kemunculan harimau sumatera di sekitar permukiman warga bukanlah kejadian pertama di wilayah Kerinci. Dalam beberapa tahun terakhir, konflik antara manusia dan harimau semakin meningkat akibat menyempitnya habitat alami harimau akibat pembukaan lahan dan perambahan hutan.
Jika tidak segera ditangani dengan baik, kejadian ini berpotensi meningkatkan risiko serangan harimau terhadap manusia maupun hewan ternak. Oleh karena itu, BKSDA bersama masyarakat dan pemerintah daerah akan terus berupaya melakukan mitigasi konflik serta memastikan perlindungan bagi satwa langka ini.
"Kami berharap warga dapat bersikap kooperatif dan mengikuti arahan dari pihak berwenang untuk menjaga keselamatan bersama," pungkasnya.
Tim BKSDA Jambi saat ini masih berada di lapangan untuk memastikan langkah-langkah selanjutnya dalam menangani situasi ini.(*)
Add new comment